TEGAL, smpantura – Rencana Pemerintah Kota Tegal untuk menerapkan kebijakan Car Free Night (CFN) dan memperluas Car Free Day (CFD) menjadi dua hari dalam sepekan menuai penolakan dari para pedagang dan pelaku usaha di kawasan Alun-Alun Tegal.
Paguyuban Pedagang Kawasan Alun-Alun Tegal (P2KAT) menyampaikan keberatannya usai mengikuti undangan sosialisasi yang digelar Pemkot Tegal pada Selasa (2/7/2025).
Dalam pertemuan tersebut, disampaikan bahwa CFD yang sebelumnya hanya berlaku setiap hari Minggu, akan diperluas menjadi Sabtu dan Minggu, dengan durasi waktu dari pukul 05.00 hingga 10.00 WIB.
Selain itu, Pemkot juga berencana menerapkan CFN setiap malam Sabtu dan malam Minggu, dengan penutupan seluruh akses jalan dari dan menuju kawasan alun-alun mulai pukul 18.00 hingga 00.00 WIB.
“Kami menolak keras rencana ini. Kebijakan tersebut akan berdampak langsung pada mata pencaharian kami. Durasi yang diperpanjang serta penutupan akses di malam hari sangat merugikan, terutama bagi para pedagang dan juru parkir,” ungkap Ketua P2KAT, Anis Yuslam Dahda, Kamis (3/7/2025).
Menurut Anis, kebijakan tersebut belum disertai kajian akademik maupun analisis dampak ekonomi yang jelas.
Mereka mempertanyakan dasar kebijakan yang dinilai terburu-buru dan tidak mempertimbangkan kondisi ekonomi masyarakat yang saat ini masih lesu.
“Di Jakarta saja, penerapan CFN dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Di Tegal, kami belum melihat adanya kajian atau studi kelayakan. Kami sudah menanyakan langsung kepada Kepala Dinas Perhubungan dalam sesi tanya jawab, namun tidak mendapatkan jawaban memuaskan,” katanya.
P2KAT menilai bahwa jika masalah yang ingin diatasi adalah kemacetan, maka solusinya bukan dengan menutup total akses jalan.
“Yang akan dirugikan adalah ribuan warga dan pelaku usaha di sekitar alun-alun. Potensi kerugiannya bisa mencapai ratusan juta rupiah per malam,” jelasnya. (**)