SLAWI, smpantura – Anggota DPRD Kabupaten Tegal, A Jafar berbicara soal penanganan sampah di kabupaten tersebut. Penanganan sampah harus melibatkan semua pihak, bukan hanya pemerintah. Karena itu, perlu strategi bersama agar masalah sampah bisa teratasi.
“Persoalan sampah bukan hanya persoalan mengangkut dan menumpuk, tapi soal perencanaan, edukasi, dan pemanfaatan teknologi,” kata Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Tegal, A Jafar, Selasa (22/7/2025).
Ia menekankan pentingnya perencanaan matang dalam pengelolaan sampah. Sesuai usulan dari Indonesia Solid Waste Association (InSWA) yang merupakan organisasi profesi yang bergerak di bidang manajemen dan teknologi pengelolaan sampah, bahwa ada tiga langkah strategis untuk memperbaiki tata kelola persampahan di daerah.
Pertama, Penyusunan Rencana Induk Pengelolaan Sampah (RIPS) sebagai dasar perencanaan jangka panjang yang terarah. Kedua, Pelaksanaan pilot project TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle) di tujuh desa sebagai model pengelolaan berbasis masyarakat, dan ketiga Pengembangan fasilitas pengolahan sampah menjadi RDF (Refuse Derived Fuel) sebagai solusi pemanfaatan sampah menjadi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
“Sudah ada 7 desa pilotting dan RIPS. Tahun ini, program itu akan mulai dijalankan,” kata A Jafar.
Pengelolaan sampah, lanjut dia, harus melibatkan semua pihak. Tidak hanya menjadi beban Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Kolaborasi lintas sektor dan partisipasi masyarakat menjadi kunci keberhasilan penanganan sampah.
“Kami akan terus mengawal agar program pengelolaan sampah ini, tidak berhenti konsep. Harus ada pelaksanaan yang kongkrit, terukur dan berdampak langsung bagi lingkungan dan masyarakat,” katanya.
Ia menekankan, bahwa inti utamanya adalah memastikan sampah terangkut dari pemukiman warga. Armada mengangkut sampah dari pemukiman, lalu mengelolanya dengan baik agar bisa bermanfaat, misalnya menjadi RDF.
“Selain rencana progam ini, jadi program untuk menambahkan atau peremajaan armada juga harus,” pungkasnya. (**)
