TEGAL, smpantura – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Tengah Perwakilan Pekalongan, menggelar acara puncak Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 bertepatan dengan Car Free Day di Alun-Alun Kota Tegal, Minggu (27/7/2025).
Mengusung tema ‘Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045’, IDAI Jateng menegaskan pentingnya menciptakan generasi anak yang sehat, cerdas, tangguh dan berdaya dalam rangka menyambut 100 tahun kemerdekaan Indonesia di tahun 2045.
Ketua IDAI Perwakilan Pekalongan, dr. Hery Susanto, Sp.A menjelaskan, kegiatan ini menjadi komitmen IDAI dalam program Pediatrician Social Responsibility (PSR) untuk mendukung kesehatan anak secara menyeluruh.
Menurutnya, PSR merupakan program IDAI yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan anak dengan mengadakan pendampingan kepada tenaga kesehatan di seluruh fasilitas kesehatan tingkat pertama, khususnya Puskesmas.
Dengan pendampingan tersebut, dr. Hery berharap dapat meningkatkan keilmuan, keterampilan dan kompetensi tenaga kesehatan di Puskesmas, yang pada saatnya akan meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas.
Selama Juli 2025 pihaknya melaksanakan kegiatan PSR di tujuh daerah eks Karesidenan Pekalongan, mulai dari Kabupaten Brebes hingga Kabupaten Batang.
“Kami melibatkan 68 dokter untuk memberikan penyuluhan, pemeriksaan kesehatan anak, konsultasi tumbuh kembang hingga pelatihan resusitasi bayi baru lahir,” jelas dr. Hery.
Selain senam kebugaran bersama masyarakat dan para dokter, puncak peringatan HAN berlangsung meriah.
Kegiatan itu menghadirkan layanan konsultasi dokter spesialis anak gratis untuk lebih dari 100 anak, kampanye anak sehat, pembagian bingkisan dan susu serta berbagai permainan edukatif.
“Kegiatan ini akan terus berlanjut sebagai bentuk tanggung jawab kami dalam menekan angka kematian bayi dan balita, mencegah stunting, serta memperbaiki status gizi anak,” pungkasnya.
Antusiasme warga terlihat dari banyaknya peserta yang hadir. Salah satu warga, Ariyani (42) menyambut baik kegiatan tersebut.
Dia memeriksakan dua anak perempuannya yang berusia tiga dan lima tahun, untuk melihat tumbuh kembang mereka.
“Kalau bisa diadakan rutin setiap sebulan atau dua bulan sekali. Karena periksa ke dokter spesialis juga cukup mahal, jadi kalau ada kaya gini bisa membantu,” ujarnya. (**)