TEGAL, smpantura – Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kota Tegal, menggencarkan inspeksi mendadak (sidak) beras ke sejumlah distributor, swalayan hingga pasar tradisional, menyusul temuan beras oplosan yang merugikan negara hingga triliunan rupiah.
Pada Kamis siang (31/7/2025) Dinkop melakukan sidak bersama Perum Bulog Kantor Cabang Tegal ke Mitra Swalayan, Distributor SGT dan Superindo.
Hasilnya, petugas menemukan adanya beras yang tidak jelas volume dan kemasannya di salah satu tempat. Oleh petugas, beras tersebut diminta disimpan dan tidak diperjual belikan terlebih dulu kepada pelanggan atau masyarakat.
“Tadi ada beras yang kemasannya tidak mencantumkan berat. Diproduksi oleh siapa juga tidak jelas, hanya tertulis produksi Indonesia. Harga jualnya Rp 80 ribu atau Rp 16 ribu per kilogram,” ucap Kepala Dinkop UKM dan Perdagangan Kota Tegal, M. Rudy Herstyawan.
Selain diminta untuk disimpan di gudang, beras tersebut juga akan diperiksa lebih lanjut oleh Bulog Cabang Tegal melalui laboratorium yang dimiliki. Sebab, secara kasat mata, kualitas beras diperkirakan di bawah medium.
Menurut Rudy, harga beras premium di Kota Tegal, saat ini berada di angka sekitar Rp 14.500 per kilogram.
“Sampel beras sudah diambil untuk dicek Bulog. Kalau dilihat dari segi kualitas, sepertinya di bawah medium. Tapi dijualnya di atas harga premium,” tandasnya.
Selain itu, bulir yang patah pada beras temuan itu diperkirakan berada di atas 25 persen. Sedangkan batas bulir pada beras medium berada di angka 20-25 persen dan premium maksimal 15 persen.
“Secara kasat mata mungkin lebih dari 25 persen bulir atau patahan beras. Tetapi lebih lengkapnya nanti kita tunggu hasil pemeriksaan dari Bulog,” kata Rudy.
Dalam kesempatan tersebut, Rudy mengimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada dan cermat dalam memilih beras, memperhatikan kualitas dan membeli dari sumber yang terpercaya. (**)