BREBES, smpantura – Sebanyak 240 siswa SMP Negeri 1 Brebes mendapatkan edukasi bahaya rokok dari RSUD Brebes, Jumat (1/8/2025). Bahkan, RSUD Brebes berkolaborasi dengan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang Jawa Tengah (Jateng) dalam edukatif bertajuk Dokter Paru Jateng Goes To School ini.
Kegiatan ini dilaksanakan, dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2025. RSUD Brebes dalam program Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) ini, menghadirkan tiga dokter spesialis paru, yakni dr. Umarudin, Sp.P, M.Biomed, dr. Selvy Wulandari, Sp.P, dan dr. Sigit Setiawan, Sp.P.
Dalam paparannya, dr Sigit menjelaskan, Indonesia tengah menghadapi darurat rokok. Rokok bahkan tercatat sebagai pengeluaran rumah tangga terbesar kedua setelah beras. Ironisnya, jumlah perokok remaja terus meningkat, dengan banyak yang mulai merokok di usia sekolah dasar.
Sementara itu, dr Umarudin mengatakan, remaja mudah terpapar karena pengaruh lingkungan, tekanan sosial, dan efek kecanduan nikotin yang bekerja cepat di otak.
“Efek jangka panjang baru terasa setelah usia 40 tahun, saat organ tubuh sudah banyak mengalami kerusakan,” ujar dr Umar.
Salah satu sorotan utama dalam sesi edukasi adalah bahaya rokok elektrik. Menurut dr Selvy, vape mengandung aerosol yang bersifat toksik dan memiliki efek buruk bagi paru, jantung, dan sistem saraf.
dr. Sigit menambahkan bahwa banyak orang menggunakan rokok elektrik sebagai media untuk mengonsumsi narkoba, sehingga menjadi pintu masuk penyalahgunaan zat terlarang.
“Ini yang perlu dipahami generasi muda. Rokok elektrik bukan tren sehat, tapi justru jebakan adiksi baru,” tegasnya.
Direktur RSUD Brebes, dr. Rasipin, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen rumah sakit dalam menjalankan peran promotif dan preventif, tidak hanya kuratif. Rumah sakit ingin berkontribusi lebih dalam meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat. Kegiatan serupa juga direncanakan terus digelar di sekolah-sekolah lain di Kabupaten Brebes sebagai bagian dari kampanye “Brebes Sehat Brebes Beres”.
“Edukasi ke sekolah adalah bentuk kepedulian kami terhadap masa depan kesehatan anak-anak Brebes. Rumah sakit punya tanggung jawab untuk turun langsung ke masyarakat, termasuk lingkungan pendidikan,” ujarnya. (**)