TEGAL, smpantura – Koperasi Merah Putih (KMP) Kelurahan Pesurungan Lor, Kecamatan Margadana, Kota Tegal, mulai beroperasi untuk menjajakan sembako dan sejumlah produk Usaha Kecil Menengah (UKM) unggulan dari sentra produksi peternakan itik.
Ketua KMP Kelurahan Pesurungan Lor, Tandi Astomo, Jumat (8/8/2025) mengatakan, para anggota koperasi dan pelaku UKM di Kelurahan Pesurungan Lor, telah mengikuti pelatihan agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Dengan jumlah anggota yang mencapai 30 orang, Tandi optimistis KMP Kelurahan Pesurungan Lor dapat berkembang dengan signifikan.
Apalagi saat ini koperasi juga menjalin kerja sama dengan Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) yang berfokus pada fasilitasi pengembangan usaha ekonomi, peningkatan kapasitas dan kemitraan.
“RT, RW maupun lembaga di kelurahan sudah siap untuk bergabung menjadi anggota koperasi. Kemungkinan jumlahnya sekitar 200 orang lebih,” katanya.
Selain menyediakan sembako dengan harga yang terjangkau, KMP Kelurahan Pesurungan Lor juga menawarkan produk unggulan telur asin, telur bebek mentah, daging bebek mentah dan daging bebek ungkep.
“Telur bebek mentah kami jual Rp 2.500 per butir, telur asin Rp 3.300, bebek potong maupun bebek ungkep sekitar Rp 60.000,” jelasnya.
Tandi mengaku, ke depan pihaknya akan berkolaborasi dengan KMP se-Kota Tegal untuk saling bertukar produk lokal. Seperti misalnya di KMP Kelurahan Tegalsari yang memiliki ikon penjualan ikan dan olahan ikan.
“Kami bisa saling bertukar. Saat kami butuh ikan, bisa langsung menghubungi koperasi. Begitu pula sebaliknya, saat KMP Tegaslari membutuhkan telur asin atau bebek potong. Kondisi semacam ini juga berkesinambungan dengan koperasi yang lain,” ucapnya.
Berjalannya KMP Kelurahan Pesurungan Lor, dimulai dengan modal sekitar Rp 100 juta yang bersumber dari simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.
Di mana masing-masing anggota memiliki simpanan pokok Rp 3 juta dan simpanan Rp 300 ribu. Selain itu, terdapat pula simpanan sukarela dari anggota.
Untuk menghindari konflik, koperasi juga menjalin kerja sama dengan para pedagang sembako lain di wilayah kelurahan. Bahkan, tidak jarang kebutuhan sembako disuplai dari beberapa pedagang setempat dengan sistem yang disepakati bersama.
“Biar tidak ada kecemburuan dan sejenisnya, kami bekerja sama dengan pedagang sembako lokal. Barang-barang juga disuplai mereka. Harganya juga disesuaikan,” tandasnya.
Sementara itu, Lurah Pesurungan Lor, Sudarto bersyukur Koperasi Merah Putih dapat beroperasi dan mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Selain menjadi sentra pengrajin telur asin, wilayah kerjanya juga dikenal sebagai sentra peternakan itik, sehingga hasilnya dapat diproduksi sendiri.
Sudarto tidak menampik, selama ini Brebes telah jauh dikenal sebagai kota telur asin, namun produksi telur asin sebagian besar berada di Kelurahan Pesurungan Lor, Kota Tegal.
“Jika kami sebagai produsen, maka wilayah Brebes yang menjadi marketing. Oleh karena itu, kami buka sentra pemasaran koperasi yang bertujuan untuk menampung UMKM di sini,” katanya. (**)