Brebes  

Mengenal Domba Sakub: Primadona Baru Dari Lereng Slamet Brebes

Kontes Domba Sakub di Lapangan Agrowisata Kebun Teh Kaligua, Brebes.

BREBES, smpantura – Brebes selama ini dikenal sebagai Kota Bawang, tapi ternyata kabupaten ini menyimpan satu lagi primadona, yakni Domba Sakub.

Hewan ternak ini kini menjadi simbol kebanggaan daerah dan perhatian banyak kolektor, pejabat, hingga pengusaha.

Domba Sakub pertama kali berkembang di sekitar Kebun Teh Kaligua, Pandansari, Kecamatan Paguyangan. Awalnya, masyarakat hanya memelihara domba sebagai ternak biasa.

Namun, melalui perkawinan silang antara domba Texel, Merino, Sulfok, dan domba lokal, lahirlah jenis baru yang tangguh, stabil, dan seragam. Ciri khasnya adalah tanduk melingkar dan tubuh gagah, yang membuatnya mudah dikenali.

Nama “Sakub” sendiri diambil dari puncak tertinggi Kaligua, yang berada di ketinggian 2.050 mdpl. Seperti puncak itu, domba ini diharapkan dapat mengangkat nama Brebes di tingkat nasional: “Domba Sakub dari Brebes untuk Indonesia.”

Tidak hanya memiliki sejarah yang unik, Domba Sakub juga tercatat sebagai domba khas Kabupaten Brebes yang berkembang di sekitar Lereng Gunung Slamet. Kehadirannya menambah daftar kekayaan fauna di Brebes setelah Sapi Jabres yang lebih dulu populer.

Saat ini, populasi Domba Sakub mencapai sekitar 17.600 ekor, dengan sebaran terbanyak di Kecamatan Paguyangan (Desa Pandansari) dan Kecamatan Sirampog (Desa Wanareja).

Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Brebes, drh Ismu Subroto, domba ini juga bisa dikembangkan di daerah dataran rendah, sehingga potensinya tidak hanya di pegunungan.

Menariknya, Domba Sakub juga menjadi perhatian dunia penelitian. BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) melakukan kajian terhadap Domba Sakub milik Kelompok Tani Ternak Lembah Sakub di Dukuh Embel, Desa Pandansari, pada Agustus 2024 lalu.

BACA JUGA :  Dari Desa ke Kecamatan, Edi Riyanto Siap Majukan Olahraga Tonjong

Penelitian meliputi pengukuran tubuh dan pengambilan sampel darah untuk analisis laboratorium. Tujuannya untuk menentukan asal genetik Domba Sakub, apakah berasal dari Eropa atau Australia.

Dari hasil sementara, sekitar 95 persen gen Domba Sakub menunjukkan keterkaitan dengan domba asal Eropa yang telah lama dinaturalisasi di Sakub.

“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada para peneliti, terutama dari BRIN, yang telah melakukan penelitian mendalam terhadap Domba Sakub ini,” kata Ismu.

Selain sisi ilmiah, nilai ekonomi Domba Sakub juga menggiurkan. Domba sehat dan bertanduk besar bisa mencapai belasan hingga puluhan juta rupiah per ekor.

Untuk domba juara kontes, harganya bahkan bisa menembus ratusan juta rupiah karena prestise dan simbol kebanggaan pemiliknya. Permintaan Domba Sakub tidak hanya datang dari Brebes, tapi juga dari Jawa Tengah, Jawa Barat, hingga Jabodetabek.

Selain untuk kontes, Domba Sakub juga berpotensi sebagai penghasil daging unggulan, karena ukuran tubuhnya besar dan bobot karkas tinggi. Tidak heran, hewan ini menjadi aset budaya dan ekonomi yang menghidupi banyak kalangan, mulai dari peternak kecil hingga pelaku industri wisata.

“Kami berharap keberadaan Domba Sakub bisa meningkatkan perekonomian masyarakat dan membawa nama Brebes dikenal luas,” ujar Ismu.(**)

error: