smpantura – Gerakan Pemurnian Indonesia bertujuan untuk mengembalikan nilai-nilai ideologi Pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Artikel ini menganalisis konsep gerakan ini dengan menggunakan analogi sepak bola untuk menjelaskan peran lembaga negara. Hasil analisis menunjukkan bahwa gerakan ini memiliki kesamaan dengan konsep “tajrid” Muhammadiyah dan “Hubbul Wathan Minal Iman” Nahdlatul Ulama. Artikel ini menyimpulkan bahwa Gerakan Pemurnian Indonesia penting untuk menjaga cita-cita dan marwah negara dan bangsa Indonesia.”
The Indonesian Purification Movement aims to restore the values of Pancasila and the 1945 Constitution in national life. This article analyzes the concept of the movement using a football analogy to explain the role of state institutions. The analysis shows that the movement shares similarities with the concept of “tajrid” in Muhammadiyah and “Hubbul Wathan Minal Iman” in Nahdlatul Ulama. This article concludes that the Indonesian Purification Movement is crucial for maintaining the ideals and dignity of the Indonesian nation and state.
Analogi Sepak Bola
Dalam sistem pemerintahan Indonesia, setiap lembaga negara memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas. Berdasarkan perintah konstitusi, Presiden berperan sebagai Kapten Kesebelasan, Polisi sebagai Wasit, Tentara sebagai Hakim Garis, Jaksa dan Hakim sebagai Komite Pertandingan, dan DPR sebagai Panitia Penyelenggara. Sementara itu, Rakyat berperan sebagai Penonton yang menentukan kesuksesan penyelenggaraan negara dengan membayar pajak.
Namun, ketika Kapten Kesebelasan (Presiden) mulai mengintervensi Wasit (Polisi) dan menarik Hakim Garis (Tentara) untuk turut serta dalam permainan, maka kekacauan pun terjadi. Jika ada pemain kesebelasan yang melakukan pelanggaran berat dan semestinya diberi sanksi kartu merah, justru diberikan medali emas. Panitia penyelenggara (DPR) yang seharusnya netral, malah berkolusi dengan Kapten Kesebelasan dan Komite Pertandingan (Jaksa dan Hakim) yang memperjualbelikan kewenangan.