BREBES, smpantura – Sudah tiga tahun rusak, Bendung Jembat di Sungai Pemali, Desa Pruwatan, Kecamatan Bumiayu, belum juga diperbaiki. Akibatnya, sekitar 148 hektare sawah petani kini kekeringan dan tidak bisa ditanami padi.
Para petani pun tak tinggal diam. Mereka berulang kali memperbaiki bendung secara darurat menggunakan bronjong bambu. “Belum sempat panen, sudah hanyut lagi waktu banjir,” keluh Warno (54), Ulu-Ulu P3A Desa Pruwatan, Rabu (8/10/2025).
Meski frustrasi, Warno bersyukur karena pemerintah desa masih rutin turun tangan membantu warga saat gotong royong. “Tapi kalau terus begini tanpa perbaikan permanen, kami tidak tahu harus bagaimana,” ujarnya.
Kepala Desa Pruwatan, Rasiman, menjelaskan bendung sepanjang 40 meter itu menjadi sumber air utama bagi ratusan hektare sawah warga.
“Sekarang ratusan hektare sawah di Blok Kampung Baru, Talang Besar, Talang Kecil, Dukuh Wuru, Dukuh Genteng, hingga Blok Desa semuanya kekeringan. Di biarkan menganggur karena tidak ada air, tidak bisa ditanami,” jelasnya.
Rasiman berharap pemerintah segera turun tangan. Warga berharap pembangunan bendung bisa di realisasikan tahun depan. “Kerusakan sudah tiga tahun. Kami berharap bisa di perbaiki sehingga sektor pertanian kembali bergairah,” katanya.
Sementara itu, Plt Kepala UPT Pemali Hulu Bumiayu, Muhammad Fatoni, mengatakan pihaknya sudah melakukan survei awal bersama konsultan teknik untuk mendesain ulang bendung tersebut. “Usulan pembangunan kembali bendung sudah kami ajukan, tapi realisasi fisik belum berjalan,” ujarnya. (**)