TEGAL, smpantura – Upaya mengurangi timbulan sampah di Kota Tegal memasuki fase baru. Pemkot mulai menerapkan sistem pengolahan Refuse-Derived Fuel (RDF) di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) sebagai bagian dari strategi memperpanjang umur TPA Bokong Semar.
Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup, Untung Pri Wibowo, menjelaskan bahwa pengolahan RDF memungkinkan sampah diproses tuntas di TPST.
Dengan sistem tersebut, armada truk tidak lagi harus mengangkut seluruh sampah ke TPA.
“Tahun ini tiga lokasi sudah menerima mesin RDF. Secara bertahap seluruh TPST akan difasilitasi agar pengolahan bisa dilakukan langsung di wilayah masing-masing,” ungkapnya, Senin 17 November 2025.
Tiga TPST yang dimaksud adalah TPST Sumurpanggang, Slerok, dan Cleret Randugunting.
Kapasitas pengolahan disebut mampu menekan puluhan ton sampah sebelum masuk ke TPA. Alat terdiri dari rangkaian mesin pemilah, conveyor, pengering dan pencacah.
Meski demikian, Untung menuturkan tantangan terbesar adalah kebutuhan listrik tiga fasa.
Kenaikan daya harus dilakukan agar mesin dapat beroperasi optimal, seperti TPST Slerok yang tingkat dayanya naik berkali-lipat dari sebelumnya.
Untuk pengelolaan SDM, pemerintah akan memaksimalkan sumber daya yang sudah ada. KSM tetap menjadi operator utama, sementara tenaga BM dan pekerja harian diberdayakan bila dibutuhkan.
“Infrastruktur, mesin dan sumber daya ini diharapkan membentuk pola baru pengelolaan sampah yang lebih efisien. Targetnya, beban TPA berkurang signifikan,” tandas Untung. (**)


