SEMARANG, smpantura – Nalar politik baru bagi aktivis mahasiswa dan generasi Z harus dibangun, untuk meningkatkan kualitas partisipasi politik pembangunan daerah.
Partisipasi politik para aktivis mahasiswa dan Gen Z, memiliki peran strategis dalam keberhasilan pembangunan daerah.
“Di saat yang sama aktivisme dalam proses pembangunan daerah dapat meningkatkan kepekaan sekaligus skill bagi aktivis dan Gen Z,” kata Kepala Badan Kesbangol Provinsi Jateng, Pradhana Agung Nugraha, Selasa, 18 November 2025.
Pradhana mengatakan, hal itu saat diskusi publik “Partisipasi Politik bagi Generasi Zilenial dalam Pembangunan Daerah“ di Kampus FISIP Undip, Tembalang, Kota Semarang.
Diskusi tersebut diselenggarakan Departemen Politik Ilmu Pemerintahan FISIP Undip bekerja sama dengan Badan Kesbangpol Pemprov Jawa Tengah. Diskusi diikuti aktivis mahasiswa dari berbagai kampus.
Menurutnya, pembangunan politik yang sehat dan berkontribusi positif terhadap pembangunan daerah harus terus dibangun. Hal itu selaras dengan program Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wagub Taj Yasin Maimoen yang menekankan sinergi dan kolaboratif dalam membangun Jawa Tengah.
“Sejarah Indonesia diwarnai dengan pergerakan anak muda. Kampus sebagai laboratorium demokrasi diharapan mampu terus membangun nalar kritis mahasiswa, sekaligus memberikan warna dalam pembangunan daerah,” ungkap Pradhana.
Anggota DPRD Jawa Tengah, Padmasari Mestikajati, mengungkapkan, ada beberapa kelemahan Gen Z yang perlu diantisipasi. Di antaranya, fear of missing out (FOMO), mudah stres dan cemas, mudah mengeluh dan self proclaimed.
“Namun di saat yang sama, Gen Z memiliki karakteristik positif yakni, melek teknologi, kreatif, menerima perbedaan, senang berekspresi, dan peduli teradap sesama,” kata Padmasari.


