SLAWI, smpantura – Ribuan orang berbondong-bondong mengunjungi Pameran Wanara Seba di Gedung Korpri Slawi.
Pengunjung yang di dominasi kalangan pelajar ini merasa penasaran dan ingin melihat langsung koleksi Museum Semedo yang 10 tahun ini di simpan di Museum Sangiran.
Sejak hari pertama di buka pada 25 November 2025, ribuan pengunjung yang sebagian besar pelajar SD dan SMP hadir. Menyaksikan fosil dan artefak prasejarah berusia ratusan ribu hingga jutaan tahun silam.
Pameran tersebut di gelar Museum Semedo selama tiga hari. Mulai 25 sampai 27 November 2025 di Gedung Korpri Slawi, Kabupaten Tegal.
Memasuki Gedung Korpri pengunjung disambut dengan gerbang selamat datang bergambar Giganthopithecus, Homo erectus, Pongo dan Hexaprotodon.
Setelah melakukan registrasi, siswa yang telah berbaris rapi di depan pintu masuk akan di minta menyerukan yel- yel dipandu petugas museum.
Setiap kali petugas menyerukan Museum Semedo, maka para siswa harus menjawab dengan ora teka ora kepenak.
“Museum Semedo, Ora Teka Ora Kepenak,” seru para siswa.
Memasuki ruang pamer, pengunjung disuguhkan rangkaian perjalanan sejak penemuan benda- benda yang di anggap barang antik di Semedo. Mulai di kenali LSM Gerbang Mataram sebagai fosil dan artefak prasejarah serta di laporkan kepada lembaga yang berwenang di bidang kebudayaan. Berlanjut 2005 saat fosil dan artefak Semedo mulai di teliti, 2011 penemuan manusia purba pertama di Desa Semedo.
Di bagian ini juga di terangkan waktu pembangunan Museum Semedo pada 2015 sampai pada kembalinya koleksi-koleksi unggulan Museum Semedo dari Museum Nasional Indonesia dan Museum Manusia Purba Sangiran. Yaitu koleksi fosil Homo erectus, Giganthopithecus, Pongo, Hexaprotodon dan Megalochelys.


