Slawi  

Langka, Lukisan Dekoratif Naif Realis Karya Pramono Slawi, Dijual Rp3 Juta

PAMERAN LUKISAN : Seniman Pramono asal Procot Slawi, Kabupaten Tegal menunjukan hasil karyanya berupa lukisan dekoratif naif realis saat Peresmian Gedung Rakyat Slawi, Selasa (2/12/2025).

SLAWI, smpantura – Tak hanya dalam dunia teknologi, karya seni juga berkembang pesat seiring perkembangan zaman. Salah satunya lukisan dekoratif bergaya naif realis karya Pramono asal Procot Slawi, Kabupaten Tegal.

Lukisan lingkungan kampung nelayan dengan berbagai flora dan fauna di pamerkan di Peresmian Gedung Rakyat Slawi, Selasa (2/12/2025). Unik dan langka, lukisan yang di pahat dengan kayu jati ini. Sepintas tak terlihat seperti lukisan yang di pahat di media kayu. Namun, setelah melihat secara detail, sebelum di berikan warna, lukisan itu terlebih dahulu di pahat. Bentuknya juga model puzzle menjadi empat bagian.

“Agak rumit karena di pahat dulu,” kata Pramono di sela-sela acara Peresmian Gedung Rakyat Slawi.

Pramono mengatakan, proses pembuatan lukisan dekoratif itu, di awali dengan pemilihan kayu. Pramono menggunakan kayu jati sebagai medianya. Kayu terbagi menjadi empat bagian. Setiap bagian di pahat sesuai dengan pola gambar yang akan di buatnya. Setelah itu, kayu di susun seperti puzzle, sehingga membentuk gambar utuh. Baru, lukisan pemandangan perkampungan nelayan itu, di warnai sesuai dengan kondisi real.

BACA JUGA :  Selama Nataru, Kunjungan Wisatawan di Tiga Obyek Wisata Kabupaten Tegal Alami Penurunan

“Butuh waktu sekitar 2 Minggu untuk membuatnya,” kata Pramono yang juga guru seni rupa di SMK 2 Adiwerna, Kabupaten Tegal itu.

Pramono mengaku, lukisannya sangat jarang di jumpai. Tidak hanya di Kabupaten Tegal, namun di Indonesia. Hal itu dikarenakan lukisan dekoratif gaya naif realis mengklaim satu-satunya di Indonesia.

“Saya sering ikut pameran di sejumlah wilayah di Indonesia. Hanya satu-satunya yang membuat lukisan seperti ini,” ujar Pramono.

Lukisan karya Pramono dalam Peresmian Gedung Rakyat Slawi, di bandrol dengan harga Rp3 juta. Namun, saat pameran di luar daerah, harga bisa mencapai Rp8 juta dan Rp 10 juta. Biasanya, Pramono melukis untuk gambar perkampungan di pedesaan dan kampung nelayan sesuai dengan kultur di Kabupaten Tegal.