Slawi  

2024, Komisi IV Targetkan Penurunan Stunting Jadi 1 Digit

SOSIALISASI : Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal, A Jafar memberikan pemaparan saat sosialisasi Perbup Nomor 4 Tahun 2023 di Hotel Permata Iin Slawi, Selasa (28/2).

SLAWI, smpantura – Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal menargetkan kasus stunting di Kabupaten Tegal bisa mencapai 1 digit di tahun 2024.

Hal itu diyakini bisa tercapai jika penanganan stunting bisa berjalan sesuai dengan Peraturan Bupati Tegal (Perbup) Nomor 4 Tahun 2023 tentang yakin Strategi Komunikasi Perubahan Prilaku dalam Percepatan Penurunan Stunting Periode 2023-2026.

“Kami yakin bisa tercapai 1 digit di tahun 2024. Tapi, memang harus komit melaksanakan Perbup ini,” kata Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal, A Jafar usai menjadi salah satu pengisi sosialisasi Perbup Nomor 4 Tahun 2023 di Hotel Permata Iin Slawi, Selasa (28/2).

Dikatakan, Perbup itu dimaksudkan untuk mengkoordinasikan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam penanganan stunting di Kabupaten Tegal. Selain itu, juga diatur tentang strategi komunikasi perubahan perilaku yang didalamnya terdapat panduan tentang cara menerapkan komunikasi perubahan perilaku sebagai salah satu intervensi utama terhadap permasalahan stunting di daerah.

“Penanganan stunting di Kabupaten Tegal dilakukan secara kroyokan. Jadi, koordinasi antar OPD harus dilakukan dengan baik,” kata politisi PKB itu.

Lebih lanjut dikatakan, setiap OPD bertanggungjawab untuk melakukan sosialisasi terhadap masyarakat sesuai dengan bidangnya. Dalam Perbup itu, telah dipaparkan seperti halnya perangkat daerah yang membidangi urusan pemerintahan di bidang perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana bertanggungjawab melakukan komunikasi perubahan perilaku pada kelompok sasaran Bina Keluarga Balita, generasi berencana, Pasangan Usia Subur (PUS).

BACA JUGA :  Ratusan Goweser Ramaikan Sosialisasi KPU Kabupaten Tegal

“Perangkat daerah yang membidangi urusan pemerintahan di bidang kesehatan bertanggungjawab melakukan komunikasi perubahan perilaku pada kelompok sasaran balita, remaja putri, ibu hamil dan ibu menyusui,” terangnya.

Jafar menambahkan, penanganan stunting paling penting pada anak 0-3 tahun. Jika pada fase itu kebutuhan gizi terpenuhi, maka masa depan anak bisa lebih baik. Hal itu dinilai sangat penting karena berpengaruh terhadap masa depan generasi muda. Oleh karena itu, diharapkan pada rentan umur tersebut bisa diintervensi secara maksimal.

“Jika tidak diintervensi pada usai emas tersebut, risiko kehilangan generasi penerus akan lemah, SDM tidak unggul dan berdaya,” pungkasnya. (T05-Red)

 

 

 

 

 

 

 

error: