SLAWI, smpantura – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan investigasi terkait bus wisata pembawa rombongan ziarah dari Tangerang Selatan, yang terperosok ke dalam sungai di Kawasan Obyek Wisata Guci, Selasa (9/5). Pemeriksaan kendaraan dilakukan lokasi kejadian pada Senin (8/5) lalu, dan dilanjutkan pada Selasa (9/5) siang di halaman tempat Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Terminal Dukuhsalam Slawi.
Pemeriksaan kondisi bus berwarna merah maroon melibatkan tim Hino dan disaksikan personel Satlantas Polres Tegal, tim inafis, Disporapar dan Dishub Kabupaten Tegal. Plt Ketua Sub Komite LLAJ yang memimpin investigasi KNKT, Ahmad Wildan mengatakan, pemeriksaan kendaraan untuk mengetahui hand brake (rem parkir) berfungsi atau tidak dan ada atau tidaknya penurunan performa. Dalam pemeriksaan bus , KNKT menggandeng tim Hino.
“Tim Hino kami minta mengecek platnya,kampas rem, antara kampas ke tromol berapa,”jelas Wildan saat ditemui di Terminal Dukuhsalam, Slawi, Selasa (9/5).
Menurut Wildan, proses investigasi membutuhkan waktu cukup panjang, karena KNKT ingin mengetahui secara detail kemampuan hand brake, untuk menahan seberapa besar dan sejumlah bagian lainnya. Wildan menyebutkan, bus yang terperosok ke sungai di kawasan obyek wisata Guci adalah Hino RK 260 tahun 2020. Uji KIR bus juga masih berlaku. Bus Duta Wisata ini milik PT Mitra Duta Sejati.
Adapun kesimpulan awal dari penjelasan penguji, hand brake masih dalam keadaan mengunci. Demikian pula posisi roda belakang mengunci. Sementara terkait kabar yang viral di media sosial, yang menyebutkan ada anak kecil yang menarik tuas hand rem sehingga bus tanpa awak berjalan dan terperosok di sungai, Wildan menyebutkan kemungkinan itu tipis.
“Kalau saya melihat kemungkinan itu tipis, temuan di lapangan ditemukan hand brake narik, kemudian saat diangkat roda mengunci. Saat kita lihat video, dapat dilihat bus berjalan turun tidak cepat,”jelas Wildan.
Lebih lanjut dikatakan Wildan, dari keterangan saksi di lapangan , bus melaju turun tidak terlalu cepat,bahkan sempat melambat. Ini menunjukkan ada hand brake yang menahan laju bus. Untuk mengaktifkan atau menggunakan hand brake pada kendaraan bus tidak sembarangan semua orang bisa. Apalagi jika yang melakukan anak-anak.
Dikatakan, posisi bus ketika parkir berada di ujung dan kontur tanahnya menurun. Selain itu tanah yang ada di lokasi parkir juga tanah gembur, bukan aspal, batu-batu, beton atau lainnya. Dengan demikian apabila diletakkan ganjal di semua sisi ban , menurut Wildan , hal itu percuma dilakukan karena ketika terlindas ban, maka ganjal akan tenggelam karena kontur tanahnya gembur. Wildan menambahkan, KNKT masih menggali informasi lain mengenai kondisi bus tesebut. (T04-Red)