Tegal  

PPTI Gelar Seminar Peringati Hari TBC Sedunia

TEGAL, smpantura – Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tegal, menggelar seminar dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia, di RSU Islam Harapan Anda, Rabu (17/5).

Kegiatan yang mengusung tema ‘Ayo Bersama Akhiri Tuberkulosis, Indonesia Bisa’ ini diikuti sejumlah tenaga kesehatan (nakes), penyuluh agama, para lurah se-Kota Tegal, kader kesehatan dan Gabungan Organisasi Wanita (GOW).

PPTI Wilayah Jawa Tengah, Kus Sularso mengatakan, berdasarkan hasil global report TBC tahun 2021, jumlah kasus TBC di Indonesia telah mencapai 834.000 kasus atau ketiga tertinggi di dunia, setelah India dan Cina.

“Kita terus melakukan strategi nasional eleminasi TBC 2030, sesuai Perpres Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Dengan penguatan komitmen kepemimpinan pemerintah pusat dan daerah,” jelasnya.

Selain itu, dilakukan pula peningkatan akses layanan TBC yang bermutu dan berpihak pada pasien, mengintensifikasi upaya kesehatan dalam rangka penanggulangan TBC, meningkatkan penelitian, pengembangan dan inovasi di bidang penaggulangan TBC serta peningkatan peran serta komunitas, pemangku kepentingan dan multisektor.

Sementara, Kepala Dinkes Kota Tegal, dr Sri Primawati merinci jumlah kasus temuan TBC pada tahun 2022 yang mencapai 6.062 suspek, sekitar 2.587 merupakan warga Kota Tegal dan 3.439 warga luar Kota Tegal.

BACA JUGA :  Tim Resmob Gerak Cepat, Pembunuhan di Pasar Randugunting Terungkap Kurang Dari Satu Jam

“Dari total kasus di sini, 13 di antaranya merupakan TBC RO atau tuberkulosis yang kebal terhadap obat, sehingga dilakukan kombinasi obat dengan masa pengobatan yang lebih lama.

Lalu ada 1.005 kasus TBC SO atau sensitif obat dengan rincian, 897 diobati, 14 belum mulai pengobatan, 38 loss to follow up (LTFU) sebelum pengobatan dan 30 meninggal sebelum pengobatan,” bebernya.

Program percepatan eliminasi TBC di Kota Tegal, dilakukan dengan penemuan kasus secara aktif dan pasif, meningkatkan akses layanan, memperluas terapi pencegahan (TPT), penguatan surveilans dan melakukan promosi kesehatan tentang pencegahan penularan TBC.

Dalam kesempatan tersebut, Prima juga menyebutkan peran organisasi wanita dalam penanggulangan TBC, seperti mendidik keluarga untuk menerapkan pola hidup sehat dan bersih, melakukan sosialisasi pada masyarakat tentang upaya penanggulangan TBC, menggerakkan anggota dan keluarga untuk melakukan skrining TBC mandiri, melakukan rujukan terduga TBC ke fasilitas layanan kesehatan serta menjadi pendamping minum obat bagi pasien pengobatan TBC. (T03-Red)

error: