Wakil Direktur Bidang Kerjasama Poltek Harber, Ginanjar Wiro Sasmito menuturkan, Poltek Harber sebagai kampus vokasi berkonsentrasi untuk menghasilkan lulusan terampil.
Ia menyebutkan, Poltek Harber telah banyak berdiskusi dengan para stakeholder tentang pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran.
“Dalam lima tahun ke depan, Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) memperkirakan setidaknya 83 juta pekerjaan di dunia akan hilang. Konsekuensinya kampus harus sejalan dengan perkembangan teknologi dan industri. Untuk meninjau kembali konten, tools, metode, dan media pembelajaran,” kata Ginanjar.
Ginanjar menambahkan, agar kampus tidak tertinggal dengan tren industri, mahasiswa diwajibkan untuk magang di industri.
“Kurikulum Prodi Akuntansi dapat terus menyesuaikan dengan kebutuhan industri. Agar mata kuliah yang dipelajari dapat digunakan oleh para pengguna dan lulusan dapat bekerja di industri,” tambahnya.
Ketua Prodi D3 Akuntansi Poltek Harber, Yeni Priatnasari menjelaskan, kompetensi mahasiswa Prodi Akuntansi, berupa kompetensi teknisi akuntansi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Teknisi Akuntansi, brevet pajak terpadu A&B oleh AKP2I (Asosiasi Konsultan Pajak Publik Indonesia).
“Mahasiswa akuntansi, juga telah dibekali keterampilan komputerisasi perkantoran oleh LSP TIKOM, pendidikan dan pelatihan perbankan yang bekerjasama dengan Bank BUMN dan Syariah, digital marketing bekerja sama dengan praktisi dan English Proficiency Test / TOEFL,” ujar Yeni.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kota Tegal, Adi Imam Santoso menuturkan, dalam dunia usaha pihaknya butuh output dari perguruan tinggi berupa lulusan yang benar-benar mumpuni buat dunia industri.
“Dalam dunia kerja, kami butuh sumber daya manusia yang benar-benar qualified. Jadi tidak perlu ngajarin dari nol lagi,” ujar Adi.
Adi berharap, lulusan dari Poltek Harber adalah manusia-manusia yang berkualitas.
“Teori-teori dan metode agar sejalan dengan praktik. Praktik kerja lapangan (PKL) selama enam bulan yang dapat ditempuh oleh mahasiswa Poltek Harber cukup untuk memahami dunia kerja. Jadi, begitu lulus mereka sudah mahir,” kata Adi. (T03-Red)