Slawi  

Tanpa Palang Pintu, JPL KA Balapulang Rawan Kecelakaan

SLAWI, smpantura – Jalur Perlintasan Langsung (JPL) Kereta Api (KA) 40A di Desa Balapulang Kulon, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal rawan kecelakaan. Perlintasan tanpa palang pintu itu diminta untuk segera diberikan penjaga palang pintu.

“Saya sering mendapat aduan dari warga terkait perlintasan sebidang itu, sering terjadi kecelakaan karena tidak ada penjaganya,” kata Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Tegal, KRT Sugono, Selasa (6/6).

Gono meminta agar JPL itu segera diberi petugas atau penjaga. Tujuannya untuk meminimalisir kecelakaan lalu lintas. Dia berharap, Pemkab Tegal segera mengalokasikan anggaran untuk petugas jaga JPL sekaligus peralatan palangnya.

JPL itu sangat rawan kecelakaan karena berada di kawasan Perhutani. Selain itu, juga minim lampu penerangan jalan.

“Kalau malam gelap, rawan kecelakaan,” ucapnya.

Humas Perhutani KPH Balapulang, Juli Kusnadi membenarkan, jika perlintasan sebidang itu berada di kawasan Perhutani. Namun, jalan yang dilalui merupakan jalan kabupaten. Belum lama ini, sebuah kendaraan truk tertabrak kereta api di JPL tersebut.

BACA JUGA :  Dinas Porapar Roadshow ke Sekolah dan Kampus, Sosialisasikan Pemilihan Mas dan Mbak Duta Wisata

Beruntung tidak ada korban jiwa karena yang tertabrak hanya bagian belakang truk. Meski demikian, JPL itu juga pernah memakan korban jiwa.

“Sebenarnya di situ sering terjadi kecelakaan. Malah pernah sampai meninggal dunia,” ujarnya.

Terpisah, Manager Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Krisbiantoro mengaku, sudah seringkali menyampaikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal untuk adanya penjaga palang pintu di JPL 40A Balapulang Kulon. Namun, hingga kini usulannya itu belum terakomodir.

“Kami sudah seringkali menyampaikan ke Ibu Bupati. Dan beliau akan menindaklanjutinya. Tapi entah kenapa sampai sekarang belum ada petugas jaganya,” kata Krisbiantoro, saat dihubungi melalui telephon.

Dia mengemukakan, sejatinya perlintasan sebidang yang berada di jalan Kabupaten, merupakan tanggungjawab dari pemerintah daerah setempat. Minimal ada rambu-rambu di kawasan JPL.

“Tapi alangkah baiknya ada penjaganya. Sehingga dapat meminimalisir kecelakaan lalu lintas,” kata Krisbiantoro. (T05-Red)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

error: