- Ingin Fokus Bantu UMKM
TEGAL, smpantura– Salah seorang bakal calon anggota legislatif (Bacaleg) DPR RI PKS asal Kota Tegal, Jateng, Jamaludin Ali Alkatiri, yang sosoknya sempat ramai jadi sorotan, akhirnya memilih mundur dari pencalegan. Itu dilakukan setelah mempertimbangkan banyak hal.
Sosok yang juga dikenal sebagai pengusaha sarung Goyor dan Palekat Pohon Korma, memang sempat ramai diperbincangkan, lantaran dirinya kesulitan mendapatkan surat keterangan (Suket) tidak pernah menjalani pidana, dari Pengadilan Negeri (PN) Tegal.
”Ya Saya ingin fokus di dunia bisnis saja, dan kegiatan sosial lainnya. Bekerja bersama masyarakat, mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Akan banyak usaha rumahan yang perlu didorong lebih baik lagi. Saya punya banyak kolega bisnis untuk membantu warga di Kota Tegal, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes, agar usaha kecilnya dapat berkembang lebih baik lagi. Bahkan ditingkatkan untuk meramaikan pasar ekspor,” ucap Jamaludin sapaan akrabnya.
Dia yang sejak 1984 merangkul lebih dari 16.000 industri rumahan (home industry) sarung goyor, dan lebih dari 8.000 kelompok industri itu, merasakan perlu terus memberi dorongan. Agar pasar lokal, nasional serta ekspornya dapat terus terjaga dan ditingkatkan. Cara yang dilakukan, antara lain, dengan memberikan modal bahan baku, dan memilih produk yang berkualitas untuk pasar ekspor. Pasar ekspor yang sudah dirambah, antara lain, sejumlah Negara di Timur Tengah, Afrika Selatan hingga Afrika Utara di Djibaouti.
Produk Lainnya
Selain pasar ekspor yang yang kadang mengalami pasang surut di sejumlah negara tersebut, produk sarung goyor ditambah sarung palekat, dengan kombinasi sentuhan songket, juga sudah lama menembus sejumlah negara Asia lainnya. Mulai di sejumlah negara Asia Tenggara, Asia Tengah dan kawasan Asia Selatan.
”Kita kan tak mungkin bertahan pada satu produk saja. Perlu disertifikasi produk ekspor andalan lainnya. Kalau dulu awalnya ada sarung Goyor yang dibuat dengan alat tenun bukan mesin (ATBM). Kemudian diperkuat sarung palekat yang diproduksi menggunakan mesin elektrik pabrikan,” ucap dia.
Produk andalan UMKM lainnya, menurut dia, bisa juga dari kekhasan tiap daerah. Mulai dari Tahu Aci Khas Tegal, Kacang Bogares Tegal, Telur Asin Brebes, maupun aneka jenis kain batik. Juga bisa produk-produk kerajinan tangan (hand made) lainnya.
Untuk tahap awal, dimulai dengan memperkuat pasar lokal dan merambah ke tingkat nasional. Selanjutnya perlu ditingkatkan kualitasnya agar dapat menembus pasar ekspor. Dirinya melakukan penahapan pemasaran seperti itu, ketika memasarkan sarung goyor dan palekat.
”Dari kolega-kolega saya di luar negeri, akhirnya perlu keberadaan kantor kerjasama perdagangan atau perwakilan perdagangan. Untuk tahap awal, kami dengan pengusaha Djibaoti, membuka kantor urusan dagang di Kota Tegal. Ya kantornya di Jl Gajah Mada, bareng dengan perusahaan Saya PT Asaputex Jaya,” ucap dia.
Urusan-urusan bisnis bersama masyarakat yang berkecimpung di UMKM, menurut dia, butuh perhatian serius serta pendampingan setiap harinya. Karena alasan-alasan seperti itulah, dirinya yang sudah berdiskusi dengan keluarga dan kerabat dekatnya, memutuskan untuk tidak meneruskan kiprahnya di jalur pencalegan atau jalur politik. Tapi akan fokus membantu perkembangan UMKM. (T02-Red)