SLAWI, smpantura – Makin parah abrasi yang terjadi akibat ombak Pantai Utara (Pantura) wilayah Desa Purwahamba, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal. Hingga kini, jarak antara Jalan Pantura dengan bibir pantai tinggal menyisakan sekitar 200 meter.
“Jika dibiarkan, maka Jalur Nasional Jakarta-Surabaya itu bisa tergerus,” kata Anggota DPRD Kabupaten Tegal H Bakhrun yang berdomisili di Desa Sidaharja, Kecamatan Suradadi, Rabu (7/6).
Dikatakan, abrasi atau pengikisan pantai yang diakibatkan oleh tenaga gelombang laut itu telah merusak sejumlah rumah warga dan fasilitas umum (Fasum) di obyek wisata Purwahamba Indah (Purin) Suradadi. Bahkan, jarak antara bibir pantai dengan Jalan Pantura semakin dekat.
“Jarak antara bibir pantai dengan jalan Pantura tinggal menyisakan 200-300 meter,” terangnya.
Menurutnya, sejak 10 tahun terakhir, abrasi telah menggerus beberapa rumah warga dan lahan pertanian di Pantura Suradadi. Termasuk fasilitas di obyek wisata Purin. Meski tidak ada korban jiwa, namun warga mengalami kerugian materi yang jumlahnya tidak sedikit.
“Saya sering mendapat aduan dari warga soal abrasi. Belakangan ini memang semakin parah,” kata Bakhrun, Rabu (7/6).
Dia menyarankan, untuk mencegah abrasi semakin meluas, sebaiknya dibangun pemecah gelombang atau breakwater. Sejauh ini, di kawasan Pantura Suradadi minim breakwater. Praktis, daratan banyak yang terkikis oleh gelombang laut.
“Pemerintah daerah harus serius menangani abrasi. Karena abrasi semakin meluas,” cetusnya.
Politikus PKS ini tak menampik, jika menanam magrove di sepanjang pantai, memang dapat mencegah abrasi. Namun tidak maksimal karena membutuhkan waktu lama.
“Lebih bagus kalau dibangun breakwater dan penanaman mangrove sekaligus,” tandasnya. (T05-Red)