SLAWI, smpantura – Mahasiswa Institut Agama Islam Bakti Negara (IBN) Tegal menggelar sosialisasi Stop Bullying bagi siswa di SDN Cilongok 01, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Kamis (20/2/2025). Mahasiswa yang tengah menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa tersebut, berharap kegiatan itu memberikan dampak positif bagi anak-anak desa.
Sosialisasi yang dimulai pukul 08.00 WIB itu, dilakukan di Ruang kelas SDN Cilongok 01 dengan peserta sekitar 50 siswa dari kelas 4, 5, dan 6. Suasana awalnya sedikit tegang, namun para mahasiswa dengan sigap memecah kebekuan dengan permainan ice-breaking yang menyenangkan. Anak-anak pun mulai rileks dan antusias.
Ketua Tim KKN IBN Tegal di Desa Cilongok, Ajat Hidayatulloh mengatakan, sosialisasi Stop Bullying tidak hanya sebatas memberikan pemahaman tentang apa itu bullying, tapi juga bagaimana mengidentifikasi, mencegah, dan mengatasi perilaku bullying. “Kita melibatkan siswa secara aktif melalui permainan, diskusi kelompok, dan studi kasus,” katanya.
Dijelaskan, berbagai bentuk bullying, mulai dari bullying fisik dari memukul, menendang, serta mendorong, dan bullying verbal dari menghina, mengejek, serta mengancam. Selain itu, ada bullying sosial seperti mengisolasi, menyebarkan gosip hingga bullying cyber seperti mengusik melalui media sosial. Tim KKN juga menekankan pentingnya memahami perbedaan antara bercanda dan bullying. Bercanda yang sehat dan saling menghormati berbeda dengan bullying yang bertujuan untuk menyakiti atau merendahkan orang lain.
“Ingatlah, kalian semua berharga dan unik. Jangan biarkan siapa pun merendahkan atau menyakiti kalian. Jika kalian mengalami atau melihat bullying, beranilah untuk berbicara dan meminta bantuan,” katanya.
Setelah presentasi, tim KKN membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil untuk berdiskusi. Setiap kelompok diberikan studi kasus tentang bullying dan diminta untuk menganalisis penyebab, dampak, dan solusi dari masalah tersebut. Diskusi berlangsung seru dan antusias. Anak-anak aktif berpendapat dan saling berbagi pengalaman. Beberapa dari mereka bahkan berani menceritakan pengalaman pribadi mereka menjadi korban atau saksi bullying. Tim KKN berperan sebagai fasilitator, membimbing diskusi agar tetap terarah dan konstruktif.
Setelah diskusi kelompok, tim KKN mengajak siswa bermain peran (role-playing) untuk mempraktikkan cara mengatasi bullying. Mereka membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan memberikan skenario bullying yang berbeda. Siswa berperan sebagai korban, pelaku, dan saksi bullying. Mereka berlatih bagaimana menolak bullying, melaporkan bullying kepada orang dewasa yang dipercaya, dan memberikan dukungan kepada korban bullying. Aktivitas ini sangat efektif untuk meningkatkan pemahaman dan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi bullying.
Sosialisasi diakhiri dengan sesi tanya jawab. Anak-anak aktif bertanya tentang berbagai hal terkait bullying. Tim KKN menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan sabar dan detail. **