Ancaman Kedaulatan Ekonomi Digital Indonesia

Oleh Dosen Akuntansi Sektor Publik Politeknik Harapan Bersama, Mohammad Alfian, M.Si., Ak,

Pada 11 Desember 2023 lalu, TikTok, aplikasi media sosial asal China yang populer di kalangan generasi muda, mengumumkan kemitraan strategis dengan GoTo, perusahaan teknologi terbesar di Indonesia yang merupakan hasil penggabungan antara Gojek dan Tokopedia.

TikTok memiliki 75 persen saham Tokopedia, platform e-commerce terbesar asal Indonesia, dengan nilai investasi sebesar lebih dari US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 23,4 triliun.

TikTok dan Tokopedia berencana mengintegrasikan bisnis layanan belanja online di media sosial TikTok Shop dengan Tokopedia.

Hal tersebut terjadi karena Tokopedia mengambil alih aset berupa kontrak bisnis dan hak eksklusif untuk memiliki dan mengoperasikan Tiktok Shop di Indonesia dari Tiktok dengan nilai pembelian 340 juta dollar AS atau setara dengan Rp 5,338 triliun.

BACA JUGA :  346 Ronggeng Sing Wajib Disawer

Rencana pembelian aset ini diharapkan dapat diselesaikan pada triwulan pertama 2024.

Kesepakatan ini merupakan langkah besar TikTok dalam memperluas pasar dagangnya di Indonesia, pengguna TikTok di Indonesia mencapai 125 juta orang.

TikTok berharap dengan menggabungkan kekuatan Tokopedia, yang memiliki lebih dari 100 juta pelanggan aktif dan 11 juta penjual, dapat meningkatkan pertumbuhan dan inovasi di sektor e-commerce Indonesia, yang diproyeksikan transaksi yang terjadi mencapai US$ 65 miliar pada tahun 2025.

Akuisisi ini menimbulkan kekhawatiran dan kritik dari berbagai pihak, terutama mengenai dampaknya terhadap kedaulatan ekonomi digital Indonesia.

Beberapa isu yang menjadi sorotan adalah sebagai berikut. Dominasi asing di pasar e-commerce Indonesia.

error: