Angka Kecelakaan di Pantura Barat Tinggi, Pengurus KREKI di Tujuh Daerah Eks Karesidenan Pekalongan Dibentuk

PEMALANG, smpantura – Pengurus Komunitas Relawan Emergensi Kesehatan Indonesia (KREKI) di tujuh kabupaten dan kota di eks Karesidenan Pekalongan masa bakti 2024 sampai dengan 2028  dilantik, Minggu (1/9/2024).

Pelantikan oleh Ketua Pengurus KREKI Wilayah Jateng Dr dr Yulianto Prabowo, MKes dilaksanakan Padepokan Wiryo Karyo PSHT Cabang Pemalang Jalan Utama Sarwodadi nomor 16 Dusun II Sarwodadi, Comal, Pemalang.

Yulianto Prabowo menuturkan, KREKI didirikan sejak 2018 di Jakarta. Adapun di Jateng didirikan tahun 2022. Selanjutnya tahun 2024 ini mulai dibentuk di kabupaten/kota di wilayah Pantura Barat dengan alasan tingginya angka kecelakaan di wilayah tersebut.

Dari survei Badan Pusat Statistik kecelakaan di Indonesia tinggi sekali, bahkan di dunia nomor ketiga setelah China dan India.

Menurut data tahun 2023, jumlah kecelakaan lalu lintas di Indonesia paling tinggi selama ini yakni 148. 575 kasus dengan jumlah kematian 29.000, luka berat 15.000 dan sisanya luka ringan .

“Dari semua korban tersebut, paling tinggi adalah di Pantura . Kecelakaan di Indonesia paling tinggi di Pantura, khususnya Pantura  Barat, mulai dari Brebes, Kendal sampai Semarang.

Ini menjadi alasan membentuk KREKI di wilayah eks Karesiden Pekalongan. Setelah ini akan dibentuk di eks Karesidenan Surakarta, Solo Raya,”tutur dokter yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Jateng.

Yulianto menuturkan, kecepatan dan ketepatan pemberian pertolongan gawat darurat kepada korban oleh masyarakat sangat diperlukan.

Disamping itu, diperlukan sistem dan pengoganisasian yang mengintegrasikan antara keberadaan masyarakat yang membutuhkan pertolongan /korban dengan relawan yang minimal sudah tersertifikasi Bantuan Hidup Dasar (BHD) untuk memberikan pertolongan gawat darurat dengan cepat dan tepat.

BACA JUGA :  Cuaca Buruk, Satu Kapal Nelayan di Pemalang Tenggelam

KREKI merupakan wadah relawan yang mempunyai minat untuk menolong kedaruratan yang terjadi di masyarakat.

“Siapapun yang mempunyai latar belakang kesehatan maupun yang tidak mempunyai latar belakang kesehatan bisa bergabung dengan KREKI.

Nanti akan kami latih, bagaimana menolong bantuan hidup dasar yang biasa terjadi di masyarakat,”tuturnya.

Pada pelatihan BHD, peserta akan mendapat kursus singkat tentang teknik menolong orang dengan henti jantung, tersedak benda asing, tersengat petir dan listrik, tenggelam, cara pengangkutan korban dan pembidaian.

Sekretaris KREKI Jateng dr Susi Herawati, MKes Fisqua menambahkan, setelah pengukuhan pengurus KREKI, selanjutnya akan dilaksanakan pelatihan oleh masing-masing Kabupaten/Kota. KREKI Jateng sedikitnya memiliki 36 trainer yang siap melatih para relawan.

Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Tegal Suspriyanti yang hadir pada acara tersebut menyambut terbentuknya KREKI di eks Karesidenan Pekalongan.

Setelah dikukuhkan, pengurus KREKI harus segera menyusun program kerja dan melakukan komunikasi dengan berbagai pihak seperti pemerintah desa dan OPD.

Sementara itu, Ketua KREKI Kabupaten Tegal Widodo Joko Mulyono menambahkan, dalam waktu dekat , pihaknya akan melakukan koordinasi dan  konsolidasi rencan kerja, sambil menunggu pelatihan dasar kepada semua pengurus atau ToT dari Provinsi Jateng.

error: