PEMALANG, smpantura – Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Pemalang masih tinggi. Untuk itu perlu gerakan yang melibatkan kaum laki-laki untuk bisa melindungi anak dan permpuan.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Dinsos KBPP Kabupaten Pemalang Triyatno Yuliharso, mengatakan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Pemalang masih tinggi, sehingga diperlukan gerakan yang melibatkan kaum laki-laki dari berbagai latar belakang, mulai dari perangkat desa, tokoh agama, hingga kader perlindungan anak, untuk menjadi pelindung aktif.
“Kami juga berkoordinasi dengan Kemenag dan melakukan sosialisasi di pondok pesantren agar nilai-nilai perlindungan anak dan perempuan tertanam sejak dini,” ujarnya.
Ia mengatakan, bertindak selaku pemandu acara, Penelaah Teknis Kebijakan Bidang PPPA Dinsos KBPP Kabupaten Pemalang Asih Budiningrum. Adapun peserta kegiataan merupakan perwakilan lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) antara lain dari Sekretariat DPRD, Bappeda, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Kesehatan, Dinas Kominfo, Dinpermasdes, BPBD, Satpol PP, RSUD dr. M. Ashari dan 14 kecamatan se-Kabupaten Pemalang. Kehadiran lintas sektor ini menunjukkan komitmen bersama dalam memperkuat ekosistem perlindungan perempuan dan anak dari tingkat kabupaten hingga desa. Dalam sesi diskusi, peserta menyoroti pentingnya perlindungan hukum bagi pelapor dan korban. Pihaknya menegaskan bahwa RPPA di setiap kecamatan, dengan didukung UPTD PPA, kepolisian, dan tenaga profesional lainnya akan menjadi garda terdepan dalam memberikan layanan perlindungan.


