SLAWI, smpantura – Upaya Pemkab Tegal dalam menurunkan angka stunting terbilang cukup berhasil. Hingga kini, penurunan angka stunting mencapai 5,8 persen. DPRD Kabupaten Tegal berharap semangat untuk menurunkan angka stunting terus ditingkatkan.
“Angka stunting di Kabupaten Tegal sesuai hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 sekitar 28 persen, dan hingga akhir tahun 2022 turun menjadi 22,3 persen,” kata Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal, A Jafar, Rabu (1/2).
Dikatakan, penurunan angka stunting sekitar 5,8 persen dari jumlah balita sekitar 116.868 jiwa itu, dinilai sebuah keberhasilan yang luar biasa. Pasalnya, penanganan stunting melibatkan banyak pihak yang dilakukan secara masif.
“Pemkab akan mendirikan dapur umum di wilayah yang angka stuntingnya tinggi, seperti Bumijawa, Bojong, Margasari dan wilayah lainnya,” ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, untuk program pengukuran tubuh anak juga terus dilakukan untuk pendataan dan mendeteksi dini anak stunting. Data itu yang akan dijadikan pegangan dalam pengambilan kebijakan dan pemberian bantuan.
“Tahun ini, anggarannya akan ditambah lebih banyak. Tahun 2022, dianggarkan Rp 15 miliar,” terangnya.
Ditambahkan, anggaran stunting diantaranya untuk pengadaan Pendampingan Makanan Tambahan (PMT). Makanan tambahan itu yang mengandung protein hewani, seperti ikan dan telur. PMT tersebut wajib berasal dari lokal, sehingga mampu menggerakan ekonomi daerah.
“Angka kemiskinan tidak paralel dengan stunting. Buktinya kemiskinan di Kabupaten Tegal turun, tapi angka stunting tinggi,” pungkasnya. (T05-Red)