Kapolres mengharap para remaja yang sebagian besar warga Kabupaten Tegal ini tidak melakukan tindakan anarkis, yang dapat berdampak pada kehidupan masyarakat luas.
“Dengan aksi yang dilakukan, pedagang yang harusnya berjualan , gara- gara kalian mereka tidak jualan, mungkin diantaranya ibu kalian yang mencari nafkah untuk kalian, supaya kalian bisa sekolah, bisa makan,” tutur AKBP Bayu.
Kapolres menegaskan, apabila mereka terlibat melakukan kegiatan serupa, maka tidak ada kata maaf.
“Saya pastikan kalau terlibat lagi, tidak ada maaf. Saya sudah panggil orangtua, kepala desa kalian. Kalau kedapatan lagi, tidak ada maaf,” tegasnya.
Kapolres Tegal megimbau pada masyarakat untuk ikut menjaga keamanan, ketertiban dan kondusifitas Kabupaten Tegal.
“Kami minta tolong, kami menjaga keamanan, ketertiban dan kondusifitas di Kabupaten Tegal. Ujung tombaknya bapak dan ibu sekalian,” tegasnya.
Kapolres Tegal juga meminta kepala desa menjadi kontrol sosial di desanya. Selain itu, kepada pihak sekolah jug diharap membantu mengwasi dan melakukan pembinaan kepada siswanya.
Kegiatan pengamanan ini dilakukan bersama- sama jajaran Polres Tegal, TNI, Satpol PP dan berbagai elemen masyarakat.
“Kami tidak ingin ada tindakan kekerasan di Kapupaten Tegal,” tegasnya.
Proses penjemputan berlangsung penuh haru. Orangtua dan anak saling berpelukan dan menangis.
Sebagian orangtua dengan tulus menciumi anak- anaknya. Mereka berharap anak- anak tidak mengulangi perbuatannya. (**)