“Santri harus cerdas, tangguh, dan memiliki karakter kebangsaan yang kuat. Jangan sampai semangat jihad hanya menjadi slogan tanpa makna. Hari ini, jihad kita adalah berkhidmah kepada masyarakat dengan keikhlasan, menjaga keutuhan NKRI, dan memperkuat jam’iyah Nahdlatul Ulama,” tambahnya.
Kegiatan Apel Resolusi Jihad ini juga diisi dengan pembacaan Ikrar Santri Indonesia, yang dipimpin oleh perwakilan IPNU Subah, serta doa bersama untuk arwah para ulama, kiai, dan pejuang kemerdekaan. Usai apel, peserta bersama-sama menyanyikan lagu “Ya Lal Wathan”, yang menggema dengan penuh semangat dan haru. Lagu tersebut menjadi simbol kecintaan santri terhadap bangsa, agama, dan tanah air.
Apel kemudian ditutup dengan pembacaan doa oleh Kiai Muhammad Mathin yang juga Rais Syuriyah MWCNU Subah. Dalam doanya, beliau memohon agar para santri senantiasa diberikan kekuatan untuk menjaga agama, bangsa, dan persatuan umat.
Dengan semangat Hari Santri 2025 yang mengusung tema nasional “Jihad Santri, Jayakan Negeri”, MWCNU Subah berharap agar seluruh santri dapat terus meneladani perjuangan para kiai pendahulu. Semangat jihad santri bukan lagi dalam bentuk peperangan, melainkan perjuangan melalui pendidikan, dakwah, dan pengabdian kepada masyarakat. (**)


