Slawi  

Atasi Banjir, Ketua DPRD Blusukan Telusuti Sungai Jembangan

SLAWI, smpantura – Ketua DPRD Kabupaten Tegal, Moh Faiq turun tangan langsung blusukan menyusuri Sungai Jembangan di Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Rabu (15/2).

Blusukan dengan melihat langsung kondisi sungai tersebut, dimaksudkan untuk mencari solusi mengatasi banjir yang kerap melanda wilayah Adiwerna saat musim hujan.

Blusukan Ketua DPRD Kabupaten Tegal itu diawali dengan rapat koordinasi (rakor) di Pendopo Kecamatan Adiwerna.

Hadir dalam rakor, Kabid Jalan dan Jembatan DPUPR Kabupaten Tegal, M Nuh, Kabid PSDA DPUPR Kabupaten Tegal, Sudarso, Kabid Infrastruktur dan Kewilayahan Bappeda Kabupaten Tegal Arief Ardian, para kades di wilayah Adiwerna dan sejumlah kelompok masyarakat lainnya. Usai rakor, dilanjutkan dengan kunjungan lapangan.

Ketua Faiq, didamping para kades dan OPD terkait blusukan menyusuri Sungai Jembangan dengan menggunakan sepeda motor dari Desa Tembok Banjaran yang berbatasan dengan Tembok Lor dan Tembok Kidul.

Di titik perbatasan yang terdapat jembatan itu, terlihat sedimentasi cukup parah. Dalam perbincangan di titik tersebut, dibutuhkan tanggul sungai sebelah barat agar luapan sungai bisa terbendung.

Blusukan berlanjut di Tembok Benjaran yang juga terdapat jembatan untuk melihat kondisi langsung sedimentasi.

Dalam perbincangan, ada gagasan untuk sodetan dari Sungai Jembangan menuju Sungai Gung. Namun, karena struktur tanah lebih rendah untuk menuju Sungai Gung, maka gagasan itu tidak bisa dilakukan.

Berlanjut ke pintu air di Desa Lemahduwur yang berbatasan dengan Desa Pesarean. Pintu air itu rusak pintunya tidak ada. Selain itu, sedimentasi juga parah yang dinilai menghambat laju air.

BACA JUGA :  Pemkab Tegal Siap Sukseskan Gerakan Sinergi Reforma Agraria Nasional

Hilir Sungai Jembangan itu, juga terdapat aliran sungai menuju Pesarean dan Kajen Kecamatan Talang.

Faiq mengatakan, kunjungan lapangan itu merupakan tidak lanjut dari aduan masyarakat, kepala desa dan Camat Adiwerna terkait dengan banjir di wilayah tersebut.

Kunjungan tersebut untuk mencari data dan kajian, sehingga bisa dicarikan solusi. Jika sudah ada kajian dari OPD masing-masing, maka bisa diambil kebijakan untuk penganggaran di tahun 2024 atau dalam Perubahan APBD Kabupaten Tegal tahun 2023.

“Ada solusi untuk normalisasi, tapi itu kewenangan PSDA Jateng. Kami akan koordinasi untuk PSDA untuk tindaklanjut normalisasi,” ujarnya.

Solusi lainnya, kata dia, masukan untuk sodetan Sungai Jembangan dan pembangunan tanggul sungai. Selain itu, juga ada masukan untuk memperbaiki pintu air. Namun demikian, masukan tersebut belum bisa diputuskan dan menunggu kajian dari OPD terkait.

“Adiwerna penduduknya tinggi, selain itu ada Pasar Banjaran dan Pasar Bawang serta potensi ekonominya tinggi. Jika banjir tidak segera diatasi, maka akan berdampak pada semua sektor, baik ekonomi, pendidikan, sosial dan kesehatan,” pungkasnya. (T05-Red)

 

 

 

 

 

 

 

 

error: