Atasi Banjir, Wagub Taj Yasin Dorong Percepatan Pompa 6.000 Lps dan Budaya Tidak Buang Sampah Sembarangan

Taj Yasin menyampaikan, untuk bajir yang melanda RS Sultan Agung dan Universitas Sultan Agung, pihaknya sudah mengajak untuk mencari solusi. Dari data yang masuk, untuk kawasan industri Terboyo cukup aman. Hanya perlu evakuasi pegawai saat bekerja.

“Dapur umum di kelurahan sudah (kami) disediakan, juga alat berat (untuk mengeruk sungai). Kami pantau bersama BBWS, kami pantau pompa di Sungai Tenggang dan Sringin agar dioptimalkan,” ucapnya.

Pihaknya juga sudah melakukan pemantauan kepada BMKG. Dilaporkan pada Oktober ini curah hujan memang sangat cepat (tinggi). Untuk modifikasi cuaca, menurutnya, juga tidak bisa mengurai semua wilayah.

Solusi lain atasi banjir dan rob, menurut Wagub, adalah percepatan tanggul laut (baik giant sea wall maupun hybrid sea waal). Dari koordinasi dengan Kementerian PU, tanggul laut pesisir utara Semarang dan Demak akan berfungsi bulan Desember.

“Solusi berikutnya, seperti masukan para ahli, adalah budaya buang sampah masyarakat dan perbaikan drainase. Alhamdulilah pembuangan sampah di kota Semarang sudah mulai baik. Di kawasan atas (Semarang atas) juga perlu penanganan, utamanya penanaman pohon. Memang kita tidak bisa meminta petani tidak menanam singkong,” jelasnya.

BACA JUGA :  Ambruknya Atap Teras KPT Brebes, Gubernur Jateng Tegaskan Investigasi dan Layanan Terus Berjalan

Akibat banjir yang terjadi, tambah Gus Yasin, ada 25 ribu KK atau 46 ribu jiwa yang terdampak di Kaligawe Semarang dan Kabupaten Demak. Meski wilayahnya tergenang, mereka belum mau dievakuasi oleh petugas.

“Belum ada yang mau dievakuasi atau mengungsi, mereka pilih bertahan. Tapi Dinsos sudah menyiapkan opsi, penyiapan dapur umum, dan antisipasi ketika ada kepadatan lalu lintas yang menyebabkan kemacetan (kami minta bantuan polisi lalu lintas), kami juga bantu makanan untuk para sopir (yang terjebak banjir),” tambah Gus Yasin.

error: