”Kita kan tak mungkin bertahan pada satu produk saja. Perlu disertifikasi produk ekspor andalan lainnya. Kalau dulu awalnya ada sarung Goyor yang dibuat dengan alat tenun bukan mesin (ATBM). Kemudian diperkuat sarung palekat yang diproduksi menggunakan mesin elektrik pabrikan,” ucap dia.
Produk andalan UMKM lainnya, menurut dia, bisa juga dari kekhasan tiap daerah. Mulai dari Tahu Aci Khas Tegal, Kacang Bogares Tegal, Telur Asin Brebes, maupun aneka jenis kain batik. Juga bisa produk-produk kerajinan tangan (hand made) lainnya.
Untuk tahap awal, dimulai dengan memperkuat pasar lokal dan merambah ke tingkat nasional. Selanjutnya perlu ditingkatkan kualitasnya agar dapat menembus pasar ekspor. Dirinya melakukan penahapan pemasaran seperti itu, ketika memasarkan sarung goyor dan palekat.
”Dari kolega-kolega saya di luar negeri, akhirnya perlu keberadaan kantor kerjasama perdagangan atau perwakilan perdagangan. Untuk tahap awal, kami dengan pengusaha Djibaoti, membuka kantor urusan dagang di Kota Tegal. Ya kantornya di Jl Gajah Mada, bareng dengan perusahaan Saya PT Asaputex Jaya,” ucap dia.
Urusan-urusan bisnis bersama masyarakat yang berkecimpung di UMKM, menurut dia, butuh perhatian serius serta pendampingan setiap harinya. Karena alasan-alasan seperti itulah, dirinya yang sudah berdiskusi dengan keluarga dan kerabat dekatnya, memutuskan untuk tidak meneruskan kiprahnya di jalur pencalegan atau jalur politik. Tapi akan fokus membantu perkembangan UMKM. (T02-Red)


