Selain itu, Maskur juga menyoroti persoalan jadwal belajar anak-anak. Ia khawatir jam pulang sekolah yang mundur akan mengganggu aktivitas mereka di TPQ dan madrasah diniyah.
”Sekarang khan seperti pukul 13.00 WIB atau 14.00 WIB sudah berlaku untuk TPQ dan madrasah. Kalau wacananya anak-anak SD kelas 1 sampai kelas 6 pulang pukul 13.00, dan SMP sampai pukul 14.25, takutnya anak-anak yang seharusnya ke TPQ jadi tidak punya waktu untuk istirahat sebentar.”
Bagi Badko TPQ, keberlangsungan kegiatan keagamaan di luar sekolah tak kalah pentingnya untuk pembentukan karakter dan moral generasi muda. Karena itu, mereka berharap wacana lima hari sekolah benar-benar dikaji matang agar tidak mematikan aktivitas pendidikan nonformal yang selama ini sudah berjalan baik.
”Intinya, aspirasi dari guru-guru TPQ dan madrasah diniyah sudah kami sampaikan dan diterima. Kami menolak wacana itu karena banyak pertimbangan yang tidak sesuai dengan kondisi sosial masyarakat di Batang,” tuturnya. (**)