BREBES, smpantura – Banjir besar yang melanda wilayah Desa Kalierang, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Sabtu (8/11/2025) sore, menyisakan duka mendalam.
Ratusan rumah terendam dan satu warga dilaporkan meninggal dunia akibat luapan Sungai Erang setelah hujan deras mengguyur kawasan hulu.
Menanggapi peristiwa tersebut, Wakil Bupati Brebes, Wurja, mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan, terutama di wilayah hulu. Menurutnya, pembukaan lahan pertanian di kawasan hutan menjadi salah satu faktor yang memperparah banjir.
“Kami tidak melarang masyarakat bertani, tapi jangan lagi merambah hutan. Silakan bertani di lahan yang sudah ditentukan supaya alam tetap terjaga,” ujar Wurja saat memberikan keterangan di Pendapa Kecamatan Bumiayu, Minggu (9/11/2025), usai meninjau lokasi banjir.
Ia menjelaskan, kondisi hutan yang gundul membuat air hujan tidak lagi terserap tanah. Akibatnya, air langsung mengalir ke sungai hingga menyebabkan luapan besar. Situasi itu diperburuk oleh tanggul Sungai Kalierang yang sudah tidak memadai.
Menurut Wurja, tim dari provinsi dijadwalkan turun ke Bumiayu pada Senin (10/11/2025) untuk mengecek kondisi tanggul dan menentukan langkah penanganan jangka panjang.
Sementara itu, Sekda Brebes, Tahroni, mengatakan, seluruh instansi terkait telah dikerahkan untuk menangani dampak banjir. BPBD juga akan melakukan pemetaan ulang wilayah rawan bencana dan memastikan kebutuhan warga terdampak terpenuhi.
“Penanganan bencana tidak bisa hanya dilakukan setelah kejadian, tapi juga harus ada langkah pencegahan jangka panjang, termasuk menjaga kelestarian hutan dan memperkuat sistem drainase serta tanggul sungai,” katanya.


