TEGAL, smpantura – Bank Indonesia terus mendorong transaksi non tunai utamanya menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) bagi pembayaran ritel agar transaksi masyarakat semakin cepat,mudah, murah, aman, dan handal (Cemumuah).
Demikian disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tegal Marwadi pada acara Ngobrol QRIS dan CBP Bareng Media yang digelar di kawasan Alun-Alun Kota Tegal, Sabtu (24/2/2024) malam.
Marwadi menuturkan, keberadaan QRIS berpotensi untuk menurunkan risiko kerugian karena uang palsu, transaksi tercatat di history, building credit profile bagi merchant untuk akses penambaan modal ke perbankan, serta meningkatkan transaksi penjualan karena kemudahan yang ditawarkan.
QRIS yang diluncurkan pada tahun 2019 banyak membantu di saat pandemi Covid-19. Sistem pembayaran tunai ini banyak digunakan di saat masyarakat harus menerapkan protokol kesehatan. Penggunaan QRIS saat itu hingga 45 juta.
“Dengan adanya Covid-19, penggunaan QRIS melonjak . Saat itu ada target 45 juta pengguna, dan dengan cepat itu tecapai, karena itu alat pembayaran yang mudah. Tetap jaga jarak, tidak perlu bersentuhan , tidak ada perpindahan uang sebagai media transfer penyakit,”tutur Marwadi.
QRIS memiliki banyak fitur, diantaranya customer presented mode (CPM) dan merchant presented mode (MPM).
Menurut Marwadi fitur QRIS terus dikembangkan sesuai kebutuhan masyarakat dengan menghadirkan QRIS cross border antar negara dan QRIS tuntas.
QRIS cross border memungkinkan pelaksanaan transaksi QRIS antar negara. Dengan adanya QRIS cross border pembayaran ritel antar negara mitra dapat dilakukan baik secara inbound maupun outbound.