BREBES, smpantura – Teriak histeris para siswa SMA Negeri 3 Brebes pecah ketika sirene berbunyi, goncangan keras. Mereka berlari keluar kelas dengan kepala ditutupi tas dan buku. Para Siswa yang panik ini, kemudian berkumpul di lapangan tengah sekolah.
Ditengah kepanikan, datang tim SAR Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Palang Merah Indonesia (PMI), untuk menyelamatkan siswa yang terjebak di kelas. Sebanyak lima siswa terluka terkena reruntuhan tembok akibat gempa bumi hingga harus mendapatkan pertolongan dan dilarikan ke rumah sakit.
Kejadian gempa bumi ini, merupakan simulasi kebencanaan dengan peserta para siswa SMA, dalam rangka Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB), kemarin. Puluhan siswa SMA Negeri 3 Brebes digembleng latihan kebencanaan tersebut. Bahkan, Pj Bupati Brebes, Iwanuddi Iskandar hadir dalam acara tersebut.
“Hari ini peringatan untuk penangulangan bencana ada di SMAN 3 Brebes. Kita semua mengedukasi dan melibatkan siswa untuk mengatasi, memberikan informasi dalam penanggulangan bencana,” kata Pj Bupati Brebes Iwannudin Iskandar.
Dia mengatakan, peringatan HKB tahun 2024 merupakan tahun ke-8, yang mengusung tema Siap Untuk Selamat, Indonesia Tangguh, Indonesia Hebat. “Kesiapsiagaan bencana perlu dibangun dari awal sejak dini. Ini bisa dimulai dari lingkungan terkecil yakni keluarga. Partisipasi masyarakat sangat penting dalam penanggulangan bencana, masyarakat di daerah rawan bencana, bersama-sama dengan pihak yang berwenang menjadi subjek atau pelaku,” ujarnya.
Menurut dia, edukasi dan sosialisasi sangatlah penting dalam meningkatkan budaya sadar bencana. HKB juga mendorong pelibatan komunitas untuk berbagi praktik baik ketangguhan masyarakat dan dikemas dalam bentuk produk literasi kebencanaan.”Masyarakat perlu tahu bagaimana tata cara maupun prosedur kebencanaan. Oleh karenanya edukasi juga dibarengi dengan simulasi secara rutin, melibatkan seluruh lapisan masyarakat, minimal satu kali dalam satu tahun ada latihan atau simulasi,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Brebes, Nushy Mansur menambahakan, potensi bencana terbesar di Brebes yakni banjir, tanah longsor dan tanah bergerak. Itu sering terjadi dan frekuensinya juga sangat sering, terutama longsor dan tanah bergerak.”Penanggulangannya melalui konektivitas dari kantor BPBD dengan posko-posko di lapangan, ketika musim penghujan atau kemarau kita tetapkan siaga darurat, kita siapkan dengan penangulangan terutama musim hujan, kita mendirikan lima posko yaitu di Sirampog, Bumiayu, Salem, Bantarkawung serta Ketanggungan,” pungkasnya. (T07_red)