Brebes  

Bendung Notog di Bumiayu Rusak Sejak 2017, Pampera Desak Perbaikan

BREBES, smpantura – Bendung Notog di Desa Kalinusu, Kecamatan Bumiayu, Brebes, yang mengairi sekitar 243 hektar sawah, rusak sejak 2017 dan hingga kini belum diperbaiki secara permanen.

Kondisi ini berdampak pada tidak optimalnya aliran irigasi dan menurunnya produktivitas lahan pertanian.

Ketua LSM Perjuangan Amanat Penderitaan Rakyat (Pampera), M. Jamil, meminta pemerintah segera mengambil langkah perbaikan. “Pondasi bendung sudah habis. Beberapa kali ada rencana perbaikan, tapi selalu gagal. Jika dibiarkan, petani hanya mengandalkan air hujan, sehingga panen bisa terus menurun,” kata Jamil, Selasa (16/9/2025).

Kerusakan juga terjadi pada Bendung Kedungdinding dan Bendung Kedungjembat di Desa Pruwatan, Kecamatan Bumiayu, yang turut memengaruhi distribusi air ke ratusan hektare lahan pertanian.

Selain masalah bendung, Pampera menyoroti kondisi sungai di sejumlah sub-DAS yang kerap memicu banjir. Di muara Sungai Ciraja–Pemali, banjir pernah merendam dua pondok pesantren, masjid, dan rumah warga di Dukuh Gempol, Bantarkawung. Jalan raya provinsi beberapa kali terputus akibat genangan setinggi hampir satu meter.

BACA JUGA :  Indra Kusuma Kunjungi Sekretariat MPP, Bahas Jalan Sehat dan Deklarasi Dukungan untuk Mitha-Wurja

Di sub-DAS Cilakar, luapan sungai juga menggenangi lahan pertanian, jalan raya di Tegongan, dan kompleks TPU Makam Buaran, bahkan sempat mengganggu kegiatan belajar di pondok pesantren.

Jamil menjelaskan, Pampera bersama 15 kepala desa di wilayah terdampak telah mengajukan aspirasi terkait penataan sungai dan infrastruktur sumber daya air.

Rencana tersebut mencakup normalisasi muara Sungai Ciraja–Pemali, perkuatan tanggul Sub-DAS Cilakar, pembangunan embung dan cekdam, penataan Kali Keruh dan Pemali hulu, serta perbaikan bendung.

error: