Ada juga Muhammad Difa Ash’ Shadiq dari Desa Tuwel Kecamatan Bojong yang membudidayakan domba dengan omzet Rp 80 juta hingga Rp 100 juta per bulan.
Kemudian Klintan Nur Indrayana dari Desa Rembul, Kecamatan Bojong dengan usaha penginapan. Yang berkembang dengan menambah usaha shuttle, transport, katering dan budidaya sayur. Dari usahanya Klintan meraih omzet Rp 35 juta per bulan.
Bos Muda lainnya adalah Noor Badriyah asal Desa Gumalar, Kecamatan Adiwerna. Usaha toko sayur dan warung makan telah mengumpulkan omzet Rp 100 juta per bulan.
Analis Kebijakan Ahli Utama Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora RI Imam Gunawan mengapresiasi program WP Kabupaten Tegal yang sudah berjalan tujuh tahun.
Program WP sudah menjadi rujukan nasional. Bahkan di contoh organisasi internasional seperti Badan PBB-United Nations Development Programme atau UNDP dan International Labour Organization (ILO). Sementara di dalam negeri, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas telah memasukkan program ini ke dalam Strategi Nasional Pengembangan Kewirausahaan Pemuda.
“Kesuksesan Kabupaten Tegal ini akan terus kami siarkan ke seluruh daerah di Indonesia. Ekosistemnya sangat lengkap. Kalau ada pemuda yang tidak memanfaatkan peluang ini, sayang sekali,” tegasnya. (**)


