Apesnya lagi, Sosok kuntilanak itu, juga tepat menghadap ke Ochim. Jadi keduanya saling tatap. Setelah diamati, ternyata sosok kuntilanak yang dilihat Ochim ini, sedang menggendong bayi. Kondisi bayi yang digendong tidak nampak jelas, hanya samar-samar kainnya nampak bercak-bercak merah.
Melihat itu, Ochim semakin ketakutan. dengan sisa tenaga yang ada, sambil berusaha membaca doa, Ochim berusaha menggerakan badan, dan Alhamdulilahnya, badan bisa digerakan, langsung saja Ochim berlari masuk ke rumahnya. Dengan nafas yang tidak beraturan, Ochim langsung masuk kamar, dan tidur. Mungkin karena saking ketakutan, Ochim bisa langsung tidur hingga pagi hari.
Keesokan harinya, Ochim yang bertemu tetangganya menceritakan kejadian yang dialaminya semalam. Mendengar cerita itu, tetangga Ochim hanya tersenyum, sambil menjelaskan, jika di lorong itu memang ada penunggunya. Ya itu, sosok Kuntilanak yang menggedong bayi. Kejadian itu, ternyata tidak hanya dialami Ochim saja, tetap sudah banyak warga yang diperlihatkan. Terutama, warga setempat, atau hanya sekedar lewat.
Ochim pun setelah kejadian itu, tidak berani berada di Gang atau Lorong ketika sudah melewati tengah malam. Itu lantaran trauma dengan sosok kuntilanak yang dilihatnya. Meski wajah kuntilanak itu tertutup rambutnya yang panjang, tetapi sangat seram karena sambil mengendong bayi. Masih beruntung, saat melihat Kuntilanak itu bayi yang digendong tidak sambil menangis. Namun seiring berjalannya waktu, penampakan sosok Kuntilanak di Gang gelap sudah jarang terjadi, bahkan hampir tidak sama sekali hingga saat ini. **