Amir Makhmud berpesan kepada masyarakat, terutama para wirausaha, agar selektif memilih platform digital. Ia menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menggunakan e-commerce maupun layanan berbasis AI.
“Jangan sampai semangat kita mendorong UMKM untuk go digital justru dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Hari ini, memang banyak platform digital yang menawarkan berbagai layanan dari pengelolaan toko online, jasa pengantaran, hingga layanan pemasaran digital berbasis AI. Tapi kita harus jeli. Tidak semua platform cocok dan berpihak kepada pelaku UMKM,” tutur Amir mewakili Bupati Tegal.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya menerima banyak laporan terkait praktik jasa aplikator atau aggregator yang justru membebani pelaku UMKM. Beban itu muncul dari skema komisi yang tinggi, biaya iklan tersembunyi, hingga kewajiban kontrak yang memberatkan. Lebih mengkhawatirkan lagi, banyak dari jasa aplikator ini belum memiliki dasar regulasi yang jelas, baik dari sisi legalitas usaha, perlindungan data, hingga transparansi fee sharing. Ini sangat rawan, terutama jika UMKM yang masih awam digital terjerumus dalam model bisnis.
” Saya berharap, kepada para narasumber, fasilitator, dan pendamping, mohon agar materi yang disampaikan tidak hanya fokus pada peluang AI dan digitalisasi, tetapi juga pada literasi digital kritis. Ajarkan pelaku UMKM untuk memahami kontrak digital, membaca dan menganalisis kebijakan platform, menghitung margin keuntungan secara cermat, dan menilai apakah sebuah platform benar-benar mendukung pertumbuhan usaha atau justru mengambil porsi terlalu besar dari hasil jerih payah merek,” pesannya.