- Dibekali Hasil Bumi Omah Tani
BATANG, smpantura -Memasuki Kabupaten Batang sebanyak 32 biksu melakukan thudong atau berjalan menuju Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, di jamu Penjabat (Pj) Bupati Lani Dwi Rejeki sarapan bersama di rumah dinas. Acara dihadiri Dandim 0736 Letkol Inf Ahmad Alam Budiman dan Kapolres AKBP Saufi Salamun.
Hadir Kepala Kesbang, Agung Wisnu Barata bersama Forum Komunikasi Umat Bergama (FKUB) dari lima lintas agama tokoh masyarakat nelayan Nur Haji Slamet Urip atau yang akrab disapa Mbah Urip.
Selain itu anggota Pecinta Tana Air Indonesia (Petanesia), Satgassus Kusuma Bangsa PGRI yang dipimpin Ketua PGRI Arief Rohman, Sri Kandi Pemuda Pancasila, Banser, Relawan SAR Kanzus Shalawat dan Alas Roban, Dewan Kesenian Daerah (DKD) dipimpin Ketua Achmad Suroso serta pelajar dan masyarakat lainnya.
32 biku asal Negeri Gajah Putih itu juga didampingi biku dari Indonesia, mengaku perjalanan melintasi wilayah Kabupaten Batang paling sejuk. Mereka sangat terkesan sepanjang Jalur Pantura Kabupaten Batang banyak pohon-pohon besar, sehingga membuat perjalanan sejuk.
“Sangat menyenangkan masuk Batang, karena banyak pohon-pohon yang rindang di tepi jalan, ini perjalanan paling sejuk. Penyambutannya masyarakat luar biasa, ” ujar Bhante Wawan.
Sebelum melanjutkan perjalanan, biksu mendoakan agar Kabupaten Batang bisa menjadi daerah yang maju dan berkembang. Dengan toleransi agamanya yang sangat bagus sekali.
Biksu itu menjalankan thudong perjalanan suci dengan berjalan kaki dari Thailand untuk merayakan Hari Waisak di Candi Borobudur Minggu (4/6). Mereka berjalan kaki melintasi negara di Asia Tenggara.
Rombongan selanjutnya melanjutkan perjalanan menyusuri jalur pantura Alas Roban menuju ke Kendal. Sesampainya di depan Balai Desa Simbangdesa, Kecamatan Tulis mendapat oleh-oleh hasil bumi dari petani yang tergabung dalam Omah Tani.Selain itu juga perwakilan Serikat Pekerja Nasional (SPN), Komunitas Caswi Cakrawangsa, dan jamaah Kampung Hijrah.
Mereka memberikan hasil bumi berupa tomat, jeruk, jambu, pisang, buah naga, dan semangka. Selain itu juga makanan tradisional ada lemper, hawug-hawug, serta air mineral.
“Ini sumbangan dari petani, ada sayur dan buah semuanya dari kebun petani.Dari petani Batang sebagai wujud rasa toleransi bangsa Indonesia,”ujar Sekretaris DPC SPN mewakili keluarga besar Omah Tani, Gotama Bramanti.
Buah tangan dari Omah Tani, SPN, Kampung Hijrah, dan Komunitas Caswi Cakrawangsa disambut hangat biksu.
“Perjalanan di Batang sangat menyenangkan. Tidak ada dukanya, duka itu hilang ketika ada suka, lha sukanya itu antusias luar biasa dari masyarakat yang menyambut perjalanan kami. Terima Kasih Omah Tani, ” kata Bhante Katadhamo atau Biksu Wawan. (P02-Red)