TEGAL, smpantura – Calon Wakil Gubernur Jawa Tengah, Hendrar Prihadi (Hendi) akan mempermudah izin usaha, meningkatkan iklim investasi serta memberikan program yang dapat mengurangi beban pengeluaran masyarakat, khususnya bagi para pekerja.
Hal itu dikatakan Hendi saat mengunjungi dua perusahaan besar di Kota Tegal, tepatnya di PT. Menara Laut Bersatu yang memproduksi obat nyamuk kingkong dan PT. Gajahmada International yang memproduksi shuttlecock atau kok, Kamis (3/10).
Wali Kota Semarang dua periode itu menilai, perlu adanya keseimbangan pelayanan dari pemerintah kepada pengusaha dan pekerja. Dengan demikian iklim perekonomian akan tetap terjaga dengan baik.
“Kepala daerah yang mempersulit perizinan adalah kepala daerah yang jadul. Justru saat ini kita harus mempermudah layanan, baik perizinan maupun investasi. Karena dari operasional pengusaha itu ada multi efek. Bisa membantu pemerintah menekan angka pengangguran hingga menyumbangkan pendapatan asli daerah (PAD) dari berbagai sektor,” jelasnya.
Selain itu, Hendi juga akan memberikan program-program yang dapat mengurangi beban pengeluaran pekerja, salah satunya melalui pendidikan dan kesehatan.
“Jika kemudahan dan kecepatan layanan berusaha sudah dilakukan. Maka langkah berikutnya kami akan fokus mengimplementasikan program yang tepat bagi karyawan atau pekerja, sehingga beban pengeluaran mereka bisa ditekan, dengan catatan mereka sudah mendapatkan upah yang layak,” tegasnya.
Dalam kunjungan itu, Hendi didampingi pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Tegal, Edy Suripno dan Akhmad Satori. Mereka menyatakan sepakat untuk memperbaiki Jawa Tengah dan 35 daerah, termasuk Kota Tegal.
Terkait produksi kok di PT. Gajahmada International yang berjalan sejak 1937, Hendi menangkap beberapa peluang untuk bisa melestarikan produk unggulan daerah di tingkat nasional hingga internasional.
“Sudah 87 tahun beroperasi merupakan hal yang luar biasa. Kendalanya tadi ada di bahan baku. Kita akan coba carikan solusi, bagaimana perusahaan ini dapat terus berkiprah. Tidak sedikit pekerja yang sudah mengabdi hingga 20 tahun lebih. Kami akan coba komunikasikan dengan PBSI, kira-kira apa yang perlu dibenahi sehingga produk dari Kota Tegal ini dapat digunakan dalam setiap kegiatan,” katanya.
Sementara itu, pasangan nomor urut satu, Edy Suripno dan Akhmad Satori, menyatakan satu komando dengan program yang akan dilaksanakan pasangan calon Gubernur Jateng. Sebab, keduanya mengakui tidak akan cukup membangun Kota Tegal hanya dengan mengandalkan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Edy Suripno dan Akhmad Satori mengatakan, pemerintaham di Kota Tegal tidak akan terputus dalam mengambil kebijakan dengan pemerintah provinsi maupun pusat.
“Hari ini kita dipertontonkan kepemimpinan daerah yang harus memiliki tanggungjawab sosial yang sama, baik provinsi maupun kabupaten kota. Proses Pemilu sudah maraton kelima kali, maka seyogyanya ada kaderisasi secara regional, sehingga pemerintah tidak terputus dalam mengambil kebijakan,” tegasnya. (**)