SLAWI, smpantura.news – Bonsai merupakan seni membuat miniatur pohon yang terkesan tua. Terlihat sepele karena bentuknya kecil, tapi memiliki nilai seni tinggi dan investasi tak ternilai.
Bonsai bukan sekedar tanaman hias melainkan sebuah karya seni yang berpadu dengan ilmu botani. Selain itu, hobi menanam bonsai dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Seperti yang dilakukan Obet, warga RT 5 RW 1 Desa Harjowinangun, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal saat dijumpai saat mengikuti pameran tanaman di Taman Bungah Slawi, Kabupaten Tegal, Jumat malam (28/6/2024). Obet yang tergabung dalam Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Tegal ini, sudah menggeluti dunia bonsai secara serius sejak 2017 lalu. Ia memandang, menggeluti dunia bonsai sangat mengasikan, tapi juga menghasilkan.
“Tanaman bonsai tidak ada musiman, karena selalu banyak peminatnya. Penggemar bonsai tidak pernah ada surutnya,” kata pria yang sudah melalangbuana ikut pameran bonsai di seluruh penjuru negeri ini.
Bonsai bukan tanaman sehari atau dua hari yang bisa langsung dinikmati keindahannya, tapi membutuhkan waktu lama. Tapi, bukan berarti tanaman bonsai yang berumur lama, juga memiliki nilai jual tinggi. Menanam bonsai merupakan bentuk kreasi yang memiliki banyak tahapan. Jika tahapan sudah dilalui, maka nilai jual tinggi.
“Merawat bonsai seperti merawat bayi. Harus disikat sampai terlihat bersih. Kalau pohon lainnya tidak sampai seperti itu,” ujar pria yang pernah bekerja di Bandara itu.
Menurut dia, merawat bonsai tidak mudah dan rumit. Dari tahapan awal hingga finising, sampai bonsai jadi dengan penanganan benar dan menghasilkan bonsai yang enak dilihat, memakan waktu sekitar 5-7 tahun. Menekuni bonsai selain bisa menghasilkan rupiah juga dapat menurunkan stress level, karena merawat bonsai itu membutuhkan proses berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.
“Yang saya bawa saat ini, harga antara Rp 50 ribu sampai dengan Rp 2,5 juta. Paling mahal jenis pohon beringin kimeng,” kata Obet.
Selain jenis ini, lanjut dia, bonsai yang dijual berasal dari pohon amplas putih, dan rata-rata jenis beringin. Usai pemeran di Slawi, rencananya pameran di Wisata Tangkeban, Kabupaten Pemalang.
“Saya punya koleksi yang cukup bagus, tapi masih dalam proses. Ini tidak dijual, hanya untuk koleksi,” ujarnya.
Ditambahkan, seni Bonsai Jepang memiliki sejarah yang panjang dan beragam yang sulit dijelaskan secara spesifik. Namun, seni ini juga dapat ditelusuri hingga ke asal usul dan pengaruh prasejarah di negara kepulauan Jepang. Meskipun bukti tertulis dan bergambar yang substantif menunjukkan bahwa bonsai diimpor ke Jepang pada suatu waktu selama periode Nara (710-794 M) atau Heian (794-1185 M) melalui Tiongkok sebagai tanaman pot yang dikenal sebagai penzai, Seni Bonsai modern sebenarnya merupakan seni Jepang dan pada akhirnya berkembang melalui pengaruh asal usul prasejarah Jepang. (T05_Red)