TEGAL, smpantura – Peningkatan kualitas dan penguatan ekosistem digital layanan yang terintegrasi, menjadi fokus utama BPJS Kesehatan di Tahun 2023. Demikian disampaikan Kepala BPJS Kesehatan Kantor Cabang Tegal, Wahyu K Budiono, kepada media, Selasa (7/3).
Menurut dia, peningkatan itu selaras dengan amanah Presiden yang menyebut bahwa setiap fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) di tanah air baik milik pusat, provinsi, kabupaten kota maupun swasta yang melayani pasien BPJS dapat memiliki standar pelayanan yang baik.
“Tahun ini menjadi tahun transformasi mutu pelayanan (mudah, cepat, setara). Sebab, ada beberapa hal yang menjadi catatan penting,” ucap Wahyu.
Catatan itu meliputi top 10 pengaduan pelayanan kesehatan dari seluru kanal, yang terdata pada Pemberi Informasi dan Penanganan Pengaduan (PIPP) Januari-Desember 2022 lalu.
Seperti di antaranya, akses faskes sulit (kamar penuh, jadwal praktik tidak sesuai, rujukan ribet dan lainnya), adanya iur biaya di luar ketentuan, kekosongan obat, kartu tidak aktif meski sudah membayar iuran, petugas faskes tidak ramah hingga antrean lama.
“Untuk itu, kita lakukan upaya perbaikan layanan melalui digitalisasi pelayanan. Seperti misalnya peserta dapat mengakses layanan kesehatan di FKTP hanya dengan
menunjukkan KTP atau KK,” beber Wahyu.
Tidak hanya itu, antrean di FKTP dapat diakses melalui aplikasi Mobile JKN, surat rujukan terkoneksi dengan rumah sakit, layanan obat terintegrasi antara poli dan apotek rumah sakit, serta kesedian tempat tidur dapat diakses melalui aplikasi Mobile JKN.
Kendati demikian, Wahyu mengaku, upaya perbaikan layanan tersebut akan dilakukan secara bwrtahap bersama rumah sakit.
“Tidak kemudian langsung diaplikasikan semua. Tetapi bertahap kita sesuaikan dan akan diberi bintang untuk rumah sakit yang sudah melakukannya,” tutup Wahyu.
(T03-Red)