Koesnanto mengatakan, ekosistem yang sudah berkait seperti di Kota Magelang diharapkan bisa diterapkan di daerah lain. Perhatian BKK Jateng sebenarnya tidak hanya pada petani cabai saja, tetapi juga bidang-bidang lainnya. Misalnya di Brebes juga ada pembinaan petani lain.
Kepada Gubernur, salah satu yang disampaikan yakni pembinaan petani cabai. Selain Magelang juga sudah menyasar di beberapa daerah, seperti Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, dan sekitarnya.
“Gubernur mengarahkan agar BKK Jateng konsentrasi pada cabai dan produk lainnya. Kami ingin cabai ini benar-benar bisa dinikmati masyarakat Jawa Tengah, dan kebutuhan cabai aman. Selain itu, harga cabai bisa stabil dan kesejahteraan petani meningkat melalui pendapatannya,” kata Koesnanto.
Sementara itu, Gubernur Ahmad Luthfi mengapresiasi apa yang sudah dilakukan PT BPR BKK Jateng. Ia berharap seluruh daerah dapat melakukan praktik yang sama, sehingga kebutuhan bahan pokok di masing-masing daerah terpenuhi dan swasembada pangan bisa terwujud.
Ahmad Luthfi meminta agar sentra produk unggulan khususnya terkait bahan pokok memiliki database sehingga distribusi mudah. “Ekosistem yang dibuat BKK Jateng merupakan inisiatif yang bagus. Potensi wilayah harus kita garap,” kata Gubernur. (**)