Slawi  

Budidaya Tembakau Terus Dikembangkan di Tegal

Budidaya tembakau berkembang di Kabupaten Tegal

SLAWI, smpantura – Budidaya tembakau terus berkembang di Kabupaten Tegal. Nilai jual hasil panen menjadi daya tarik bagi petani untuk menanamnya.

Dengan masa tanam sekitar empat bulan dan harga yang lebih menjanjikan dibanding komoditas sayuran, tembakau menjadi menjadi daya tarik bagi para petani.

Data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Tegal, sejak dibudidayakan pada 2019, luas lahan tembakau semakin luas. Pada tahun 2024 luas lahan bertambah 115 hektar, dan saat ini mencapai 215 hektar.

Sejalan dengan bertambahnya luasan lahan, jumlah petani yang menekuni budidaya tembakau juga bertambah. Saat ini, sedikitnya ada 595 petani tembakau di Kabupaten Tegal.

Khotibul Umam, salah seorang petani dari Dusun Sudikampir, Desa Guci, Kecamatan Bumijawa menuturkan, dirinya mulai menanam tembakau sejak 2022. Budidaya tembakau dilakukan secara mandiri di lahan seluas 1 hektar yang berada di RW 3.

BACA JUGA :  Kerusakan Jalan Kalikangung-Pangkah Butuh Diperbaiki

Meski penanaman secara mandiri, budidaya tembakau dilakukan secara berkelompok oleh sepuluh orang petani. Tembakau yang ditanam varietas genjah kenongo yang memiliki daun lebar.

Saat itu, mereka belajar budidaya tembakau dari petani di Kecamatan Bojong yang sudah lebih dulu membudidayakan tanaman semusim itu.

Ketua Kelompok Tani Gagar Mayang ini mengisahkan, sebelum mengenal tembakau, para petani di Dusun Sudikampir, Desa Guci , biasa menanam tanaman hortikultura atau sayur mayur. Dalam setahun,petani menanam sayur mayur sebanyak tiga kali.

Dari tiga kali masa tanam, ada satu masa petani mengalami kesulitan air, yang biasa terjadi di bulan Maret sampai Mei. Di bulan-bulan tersebut, petani hanya mengandalkan air hujan.Hal ini menyebabkan sayuran tumbuh tidak maksimal bahkan gagal panen.

error: