BUMD Pemprov Jateng Beli 30 Ribu Ton Garam Petambak Demi Swasembada

Melihat tingginya produksi garam di Pati, Pemprov mendorong edukasi pada petambak agar terus meningkatkan kualitas hasil produksinya. Peningkatan Nacl bakal memudahkan keterserapan garam ke industti lainnya, seperti komestik dengan persentase mencapai 99%.

Hal lain yang ia tekankan, adanya pabrik garam industri SPJT maka akan ikut menjaga stabilitas harga garam hinggal level petambak. “Salah satu yang diharapkan adalah kepastian harga,” ujarnya.

Dirut PT SPJT, Untung Juanto, mengatakan, saat ini kebutuhan garam di tingkat nasional mencapai 4,9 juta ton setahun. Namun produksi baru terpenuhi 2,04 juta ton. Maka sisanya harus dipenuhi dari keran impor. Untuk mengurangi impor dan mewujudkan swasmbada pangan nasional sebagaimana Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2025, Pemprov ikut meningkatkan produksi garam.

“Kapasitas produksi 25 ribu ton per tahun atau 2 ribu ton per bulan. Kadar NaCl 97 persen dan kadar air 0,5 persen. Pabrik garam Pati berpotensi menyerap 30 ribu ton dan yang diserap 100 persen dari petambak lokal di Pati,” kata Untung.

BACA JUGA :  KONI Jateng Gembleng Bidang Media dan Humas di Workshop Jurnalistik

Pembangunan pabrik dilakukan secara swakelola oleh PT SPJT Konstruksi. Untuk mensin, lanjutnya, diproduksi perusahaan anak bangsa. Sementara bahan bakar menggunakan gas cng diproduksi JPEN guna mendukung industri hijau dan produksi dalam negeri.

Terkait pemasaran hasil priduksi, PT SPJT telah menggandeng 21 perusahaan. Masing-masing menyatakan minat dan total kebutuhan 21 perusahaan mencapai 1.500 ton per bulan.

Salah satu petambak asal Batangan, Joko Senawi, mengaku senang dengan hadirnya pabrik garam industri SPJT. Alasannya, lebih mudah menjual garam dan harga stabil 1.600 per kg nya. Dalam setahun atau 6 bulan musim panas, ia bisa memproduksi 130 ton dengan kadar NaCl 94 persen. “Ya senang, harganya tinggi dan stabil,” katanya. (**)

error: