Dukungan infrastruktur dan layanan publik juga turut mempercepat pertumbuhan Bumiayu. Layanan pendidikan, kesehatan, perbankan, hingga lembaga keagamaan tersedia dan menjangkau lapisan masyarakat. Komunitas yang semula homogen kini semakin dinamis, mencerminkan transformasi sosial yang berkembang seiring urbanisasi dan aktivitas ekonomi.
Selain sektor ekonomi dan transportasi, Bumiayu juga dikenal sebagai wilayah dengan kehidupan religius yang kuat. Masyarakatnya mayoritas beragama Islam, dengan kehidupan antarumat beragama yang harmonis. Banyak pondok pesantren berdiri dan berkembang di sini, menjadikan Bumiayu sebagai salah satu titik pendidikan keagamaan penting di Brebes bagian selatan.
Lebih dari itu, Bumiayu juga menyimpan jejak masa silam yang lebih tua dari era kerajaan. Di wilayah ini terdapat Situs Bumiayu, kawasan arkeologi penting tempat ditemukannya fosil fauna dan jejak manusia purba yang diduga tertua di Pulau Jawa. Penemuan ini memberi dimensi baru bagi Bumiayu: bukan hanya penting secara ekonomi dan strategis, tapi juga menyimpan nilai arkeologis yang luar biasa.
Melihat segala potensi tersebut dari sejarah, infrastruktur, konektivitas, hingga peran ekonomi, Bumiayu kini masuk dalam wacana sebagai calon ibu kota kabupaten baru hasil pemekaran Kabupaten Brebes. Saat ini usulan pemekaran masih dalam proses administrasi di tingkat provinsi, dan jika disetujui, akan dilanjutkan ke pemerintah pusat.
Dari kisah raja yang terpikat keindahannya, hingga geliat ekonomi, arkeologi, dan rencana pemekaran, Bumiayu menapaki jalur panjang menjadi kota kecil yang makin diperhitungkan. Ia tidak sekadar menyimpan masa lalu yang berarti, tetapi juga menggenggam masa depan yang menjanjikan.(**)