Bunga Edelweis Simbol Kekuatan, Keabadian, dan Cinta Sejati 

SMPANTURA – Bunga Edelweis atau bunga abadi memiliki keindahan dan simbolisme yang mendalam, terutama bagi para pecinta alam dan pendaki gunung di Indonesia. Keistimewaan bunga ini menjadikannya simbol kekuatan, keabadian, dan cinta sejati. Disebut sebagai “bunga abadi” karena kemampuannya bertahan dalam kondisi ekstrem seperti suhu dingin, angin kencang, dan sengatan sinar matahari tinggi. Ketahanan ini melambangkan kekuatan dan daya tahan hidup, sifat-sifat yang sangat dihargai oleh manusia.

Memetik dan membawa pulang bunga Edelweis mungkin menjadi salah satu tanda bahwa seseorang pernah mendaki gunung. Namun, tau kah anda? bahwa memetik dan membawa pulang bunga Edelweis merupakan tindakan melanggar Undang Undang. Hal itu disebabkan bunga Edelweis salah satu jenis bunga yang langka sehingga keberadaannya dilindungi oleh Undang Undang. Terdapat berbagai alasan mengapa bunga ini dilarang dipetik, salah satunya adalah karena UU no 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem. Pada pasal 33 ayat 1 terdapat larangan memetik bunga edelweis. Bahkan pada ayat tersebut dikatakan bahwa jika pemetik serta pencabut bunga ini akan dikenakan sanksi paling besar Rp 100 juta rupiah. Selain itu, larangan memetik bunga edelweis juga tercantum dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. P.20/ Menlhk/ Setjen/ Kum.1/ 6/ 2018 tentang jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Dalam peraturan menteri tersebut, dijelaskan bahwa bunga edelweis merupakan bunga yang dilindungi.

“Bunga Edelweis Jawa atau nama latinnya Anaphalis javanica tidak bisa tumbuh disembarang tempat, mereka bisa hidup diketinggian lebih dari 2.000 meter dari permukaan air laut (mdpl). Kalau di Jawa Tengah, salah satu gunung yang ditumbuhi bunga Edelweis yaitu Gunung Slamet, bunga tersebut tumbuh di sekitar jalur pendakian,” ujar Arief Rahman Hakim, salah satu anggota komunitas pendaki asal Kabupaten Pemalang, Minggu (27/7).

BACA JUGA :  Puluhan Tahun Setia Geluti Usaha Tutus, Tetap Eksis di Tengah Gempuran Moderenisasi

Ia mengatakan, berdasarkan pengamatanya selama mendaki Gunung Slamet, khususnya melalui jalur Desa Jurangmangu, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, taman Edelweis sebenarnya banyak tetapi jauh dari jalur pendakian. Namun, apabila mendaki melalui jalur Bambangan, Pubalingga, bunga Edelweiss tumbuh banyak di jalur pendakian khususnya di ketinggian antara 2.700 mdpl hingga 3.000 mdpl. Keberadaan bunga Edelweis di Gunung Slamet bisa dijumpai antara pos lima, enam dan tujuh, pos delapan maupun sembilan ada tapi sedikit, sedangkan mendekati puncak justru tidak ada. Untuk jenis bunga Edelweis yang ada di Gunung Slamet warnanya putih kekuning kuningan, untuk warna lainnya belum pernah dijumpai. Secara garis besar keberadaan taman Edelweis di Gunung Slamet masih bagus. Namun apabila terjadi erupsi tidak jarang merusak tanaman itu, banyak bunga Edelweis yang terbakar khususnya yang tumbuh di jalur lahar. Kejadian kebakaran yang merusak taman Edelweis terjadi sekitar tahun 2022 lalu, khususnya di jalur Jurangmangu pos empat dan lima kerusakannya cukup masif. Tanaman tersebut tumbuh tepat di jalur erupsi, sehingga material dari kawah langsung merusak bunga abadi itu. Upaya melindungi pemerintah atau lembaga yang menaungi dinilai belum maksimal. Namun justru upaya penyelamatan agar tanaman tersebut tidak dirusak, banyak dilakukan oleh para petugas pos pendakian. Mereka memberikan sosilisasi langsung pada para pendaki agar tidak memetik, merusak, dan membawa pulang bunga Edelweis. (**)

error: