“Mereka tetap bisa bekerja seperti biasa. Kami minta tetap tenang dan sabar menunggu keputusan pusat,” lanjut Yulia.
Ia juga mengajak semua tenaga non-ASN untuk tetap semangat dan percaya bahwa suara mereka tidak diabaikan. “Kami akan terus memperjuangkan nasib para honorer ini,” pungkasnya.
Masalah ini menjadi sorotan karena menyangkut masa depan ribuan tenaga kerja yang selama ini menjadi tulang punggung layanan publik di Brebes. Kini harapan mereka menggantung pada komitmen pemerintah pusat, terutama yang sedang diperjuangkan langsung oleh Bupati dan jajarannya.
Disisi lain, Forum Komunikasi Nasional Tenaga Non ASN Terdata Basis SSCASN (Forkomnas Notabes) mengapresiasi langkah cepat Pemkab Brebes.
“Ini bukan janji atau basa-basi. Bahkan malam sebelum aksi, sudah ada komunikasi dari staf khusus. Artinya kami didengar,” kata Fery Sudianto, perwakilan Forkomnas.
Forkomnas akan menyusun Draft Komitmen Solusi Bersama Non ASN Non Terdata Brebes sebagai dokumen perjuangan lanjutan. Mereka juga mengapresiasi tokoh lokal yang menjembatani komunikasi.
“Terima kasih kepada H. Ridhohul Hukam yang selama ini mengawal proses secara etis dan konstruktif. Ribuan honorer non-terdata ini bukan hanya angka di atas kertas, tapi wajah nyata layanan publik di lapangan,” pungkasnya. *


