“Petani juga penting juga untuk dikawal, apalagi program dari bapak Presiden Prabowo Subianto adalah ketahanan pangan. Jadi kami sepakat, untuk dua-duanya penting dan tidak bisa mengabaikan salah satunya,” tambahnya.
Oleh karena itu, kata Ischak, hasil dialog juga mengusung beberapa solusi. Yakni menyodet saluran air menggunakan pipa agar melewati pekerjaan kontruksi.
“Supaya asupan air tetap terbawa yang kemudian masuk kedalam saluran sekunder,” jelasnya.
Kemudian, lanjut Ischak, adalah percepatan pelaksanaan proyek agar dampaknya tidak terlalu berkepanjangan. Yakni, dimana mereka juga bakal menghadirkan beberapa pekerja tambahan.
“Yang ketiga adalah kompensasi atas petani berasal dari Kecamatan Lebaksiu dan Balapulang terdampak dan terancam gagal panen, sehingga ini bentuk perhatian dari kami,” terangnya.
Sementara, Pelaksana Proyek, Sumarto mengatakan, pekerjaan ini memang telah dilakukan penutupan saluran irigasi induk pada 3-4 Juli 2025 kemarin. Target selesai yakni 2 bulan kedepan.
“Tapi dengan adanya situasi ini kami coba untuk koordinasi besok untuk mempercepat yang planingnya adalah menambah pekerja, jam kerja yang diupayakan secepat mungkin,” bebernya.
Sumarto menjelaskan, perbaikan saluran irigasi ini memang memakan waktu yang lama dengan panjang perbaikan mencapai 1,4 kilometer.
“Yang diperbaiki meliputi revitalisasi dinding dan bagian bawah. artinya biar tidak ada potensi kerusakan kanan kiri, kita memperkuat aliran ini agar debit air bisa tersalurkan secara maksimal,” pungkasnya.
Selain itu, dia menambahkan, juga bakal adanya perbaikan saluran inspeksi yang direncanakan untuk diaspal untuk dimungkinkan bisa meningkatkan potensi wisata disini.