SLAWI, smpantura – Bupati Tegal Umi Azizah terharu menerima buku 1.001 Sajak Guru Untuk Bupati Tegal yang diserahkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal Fakihurrohim pada acara pameran inovasi pendidikan Kabupaten Tegal yang digelar di Gedung Korpri Slawi, Rabu (13/12/2023).
Mata orang nomor satu di Kabupaten Tegal terlihat berkaca- kaca.
Seribu satu sajak ini dibuat oleh guru-guru penggerak hanya dalam waktu tiga hari. Sajak yang ditulis terdiri atas tiga bahasa.
Sajak-sajak ini menggambarkan kekaguman dan penghargaan atas kepemimpinan yang telah membawa kemajuan dan keberlanjutan bagi masyarakat Kabupaten Tegal.
Didampingi Ketua Komisi IV Achmad Jafar, Kepala Diskominfo Nurhayati, Umi menerima kumpulan sajak itu.
Selain buku kumpulan puisi, Umi juga menerima sebuah pigura yang berisi sampul buku dan tiga sajak. Tiga sajak ditulis dalam tiga bahasa yakni bahasa Jawa, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, berjudul Tresna Tuhu Tuwuh, Bupatiku Teruslah Bersinar dan The True Warrior.
Puisi tersebut sempat dibacakan oleh Bunyamin guru SMP N 1 Slawi diiringi lagu berjudul Ibu.
Umi mengaku, dirinya terharu mendengar puisi yang dibacakan oleh salah satu guru penggerak itu. Puisi tersebut memberi motivasi kepada dirinya.
” Saya menganggap itu wujud kasih sayang sesama warga Kabupaten Tegal apalagi para guru,” sebutnya.
Secara pribadi, Umi memandang guru sangat istimewa. Dari guru pula diperoleh berbagai ilmu yang baik sebagai bekal kehidupan.
“Kita bisa seperti ini tidak mungkin tanpa jasa guru. Saya betul-betul merasakan jasa guru yang luar biasa. Dan sajak yang dibacakan sangat menyentuh dan memberi motivasi. Di usia kepala enam akan tetapi pengabdian tidak boleh berhenti. Sangat senafas dengan komitmen saya,” tutur Umi.
Umi yang merupakan bagian warga Kabupaten Tegal,mengungkapkan masa purna tugas adalah sesuatu hal biasa. Tidak perlu disikapi secara berlebihan.
” Di kantor dan di luar kantor kita harus khitmah. Saya hadapi (purna tugas) dengan enjoy,” tuturnya.
Sistem pemerintahan yang dibangun dengan baik, kata Umi , juga berkat dukungan semua elemen termasuk masyarakat.
” Sistem yang sudah dibangun dengan baik harus diperbaiki. Pemimpin boleh berganti, tapi sistem yang sudah baik harus terus diperbaiki,” ungkapnya.
Berbicara inovasi , kata Umi, tentunya tidak terbatas pada upaya merancang dan mengimplementasikan program berbasis teknologi digital.
Titik berat inovasi justru terletak pada kekuatan berpikir dan menemukan ide-ide terobosan baru yang ini bisa mendorong, mempercepat pencapaian visi pendidikan kita dalam mewujudkan Indonesia maju melalui penciptaan Pelajar Pancasila.
Sehingga program inovatif ini bukan terlahir dari guru yang masih muda-muda saja atau yang cakap IT saja. Inovasi ini lahir dari gagasan kreatif yang bisa diwujudkan oleh siapa saja yang mau berubah, mau berusaha, bekerja keras dan pantang menyerah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal Fakihurrohim menyampaikan melalhi pameran inovasi pensudikan ini, dapat dilihat beragam proyek, ide dan strategi baru yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan , mulai dari guru dan kepala sekolah.
Menurut Fakihurrohim, sedikitnya ada 101 inovasi pendidikan yang dipamerkan dan dinilai pada pameran tersebut.
Lima kategori penilaian meliputi, manajemen digital seperti SIBISA (Aplikasi Buku Induk Siswa) Kurikulum Merdeka , manajemen non digital contohnya batik tiup sebagai alternatif batik ciri khas sekolah, pengelolaan lingkungan contohnya pengolahan limbah kulit bawang, pembelajaran digital contohnya Mba Tasya ( Mari Belajar Tata Surya) dan pembelajaran non digital contohnyavlatanan penguasaan konten dengan media kartu bicara untuk meningkatkan kepercataan diri berbicara di depan umum. (T04-Red)